Sukses

Pemadaman Kebakaran Hutan di Riau Habiskan Rp 164 Miliar

Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau menelan biaya yang tidak sedikit. 1 bulan lebih BNPB di Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau menelan biaya tidak sedikit. 1 bulan lebih di Riau, Badan National Penanggulangan Bencana (BNPB) dilaporkan sudah merogoh kocek Rp 164 miliar. Biaya itu belum termasuk anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

"Dibanding tahun lalu, tahun ini lebih meningkat biayanya. Sebelumnya menelan Rp 135 miliar, sekarang mencapai Rp 164 miliar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Jumat (4/4/2014).

Dalam menggunakan anggaran, jelas Sutopo, BNPB menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini untuk menghindari adanya penyalahgunaan anggaran dan bisa tepat sasaran.

"Saya menjamin tidak ada penyelewengan yang menimbulkan kerugian negara. Kami menggandeng BPKP. Setelah ini, anggaran yang dikeluarkan akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, penggunaan anggaran dijamin akuntabel, tepat sasaran dan transparan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. "Jadi, tidak akan ada yang diselewengkan," tegasnya.

Dari Rp 164 miliar itu, sewa pesawat, helikopter dan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan,merupakan biaya paling besar. Untuk 1 heli saja, BNPB mengeluarkan biaya sangat besar.

"Belum lagi biaya bahan bakar bakar heli dan pesawat. Itu ditanggung oleh BNPB. Apalagi pesawat dan heli ini akan beroperasi sampai akhir April di Riau. Setelah itu, baru akan ditarik dan dikembalikan ke Jakarta," jelas Sutopo.

Selain biaya pesawat, masih banyak lagi yang dikeluarkan BNPB. Di antaranya, logistik, operasional pasukan, biaya alat pemadaman dan biaya peralatan lainnya. "Semuanya sudah termasuk dari anggaran Rp164 miliar itu," jelas Sutopo.

Dengan perincian itu, Sutopo menampik penilaian beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menyebut anggaran bencana kabut asap rawan dikorupsi. "Sudah dirincikan dan akan diaudit," katanya.

Sutopo juga menampik bahwa BNPB menjadi bencana kabut asap di Riau sebagai proyek tahunan. Anggapan itu dinilai tidak berdasar karena BNPB selalu bekerja kalau ada bencana di Indonesia.

"Kalau gak ada kabut asap, kami (BNPB, red) tidak akan di Riau. Kalau tidak ada bencana, anggaran itu tidak akan digunakan. Ini bukanlah proyek. BNPB memang bekerja menanggulangi dan mengatasi bencana di Indonesia," tegas Sutopo.

Beberapa bulan ke depan, BNPB akan mengeluarkan lagi Rp 160 miliar untuk menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan Riau pada Mei hingga September nanti. Saat itu, Riau akan dilanda El Nino lemah sehingga menyebabkan cuaca kering.

"Diprediksi akan terjadi kebakaran hutan dan lahan lebih hebat lagi. Ini harus diantisipasi dengan cepat oleh Riau. BNPB akan mendampinginya manajerialnya," ucap Sutopo.

Tak hanya mendatangkan pesawat, 2.500 personel TNI dan Polri akan diturunkan di Riau pada awal Mei. Personel akan diserahkan ke kabupaten/kota di Riau untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.

"Semoga saja bisa diantisipasi. Sehingga negara tidak mengeluarkan biaya besar untuk bencana kabut asap mendatang," pungkas Sutopo. (Yus Ariyanto)

Baca Juga:

Menang `Perang` Lawan Api di Riau, Prajurit TNI Bikin SBY Bangga