Liputan6.com, Jakarta - TNI AD mulai mandiri dalam mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Pengembangan ini sebagai bukti militer Indonesia tak perlu bergantung dengan negara lain.
"6 Bulan lalu saya pernah berjanji, bahwa TNI AD akan riset berbagai peralatan dalam rangka meningkatkan alutsista. Ini untuk kemandirian bangsa," ujar Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman di Mabes AD, Jakarta, Senin (7/4/2014).
Pengembangan riset ini juga bekerja sama dengan Universitas Surya. Dengan mampu memproduksi alutsista sendiri, risiko pembelian persenjataan yang dibeli dari asing dapat diminimalisasi.
"Risiko kalau kita beli di luar, pasti alat terhebatnya dipakai sendiri, layer kedua dia berikan kepada sekutunya, dan layer ketiga baru diberikan kepada kita," imbuhnya.
Budiman juga menerangkan, harga riset dan pengembangan alutsista yang bekerja sama dengan Universitas Surya tak terlalu mahal. Hal ini juga salah satu langkah penghematan pada negara.
"Dengan memproduksi sendiri, banyak keuangan negara yang kita hemat. Ini perkembangan Litbang TNI dengan Universitas Surya, untuk mendorong para prajurit untuk mengembangkan, untuk memperbesar hasil. Sehingga tidak harus membeli di luar, bahwa ternyata kita bisa membuat sendiri dalam negeri," tuturnya.
Budiman mengungkapkan, total riset dan pengembangan alutsista itu memakan biaya Rp 31 miliar. Total biaya tersebut dinilai jauh lebih murah daripada membeli produk asing.
"Misal radio manpack, 1 radio hanya Rp 80 juta. Kalau beli dari luar di atas Rp 200 juta. Kerenlah nantinya," jelas Budiman
Berikut teknologi alutsista yang dipamerkan TNI AD hari ini:
1. Pusat Penerbangan Angkatan Darat: Gyrocopter
2. Direktorat Perhubungan Angkatan Darat: nano satelit, open BTS, mesh networking communication system, radio VHF produk PT CMI Teknologi, dan battle management system
3. Direktorat Peralatan Angkatan Darat: konversi BBM ke BBG, simulasi modifikasi mobil tempur anti panas, simulasi senjata ani panas
4. Direktorat Perbekalan dan Angkutan Angkatan Darat melaksanakan kegiatan litbang energi mandiri
5. Direktorat Topografi Angkatan Darat: GPS Tracking System Automatic Package Reporting System, multirotor, dan flapping wing air vehicle
6. Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat: Unmanned Aerial Vehicles (UAV) autopilot, simulasi menembak laser gun, dan integrated optronics defence system
7. Dinas Informasi dan Pengolahan Data: migrasi jaringan IPV 4 ke IPV 6.
8. Direktorad Zeni Angkatan Darat: jammer perusak sinyal, penyala ledakan fungsi ganda, alat koreksi perkenaan senapan lapangan, aplikasi Garjas dan pola hidup sehat, serta alat pengendali senjata jarak jauh.
(Yus Ariyanto)