Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri membeberkan kronologis penemuan paket diduga berisi bom di markas Gusdurian Jalan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis 10 April 2014 malam. Paket tersebut sempat menggegerkan Gusdurian.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, Jumat (11/4/2014) menuturkan, paket mencurigakan itu diterima petugas jaga bernama Muhaimin pada Senin 7 April sekitar pukul 13.00 WIB dari sebuah jasa pengiriman.
Paket itu ditujukan kepada Tarso, simpatisan Gusdur di alamat bekas kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Namun, Tarso tidak berada di tempat, paket itu pun disimpan di meja lobi kantor dengan maksud akan disampaikan kepada Tarso.
Lantas, Kamis 10 April sekitar pukul 18.00 WIB, Muhaimin bertemu dengan Tarso di kantor dan menyerahkan paket tersebut.
"Tarso di kantor dan menyerahkan paket tersebut, setelah saudara Tarso buka paket tersebut, terdapat alamat pengirim yaitu: Sahabat PKB Jl. Kramat Raya No. 164 Jakpus. (Kantor NU). Namun karena nama pengirim tidak jelas," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta.
Ronny melanjutkan, saat itu juga paket dibuka dengan alat pisau dapur. Paket dibungkus kardus warna coklat dibalut lakban warna coklat. Setelah dibuka, paket tersebut berisi beberapa petasan kurang lebih 25 biji dengan diikat tali dan ada tulisan di kertas.
"Jangan Kau Rusak PKB Hanya Karena Kalian Tidak Dapat Posisi'," ujar dia.
Lalu pada pukul 23.00 WIB, Tim Gegana datang memeriksa barang tersebut. Setelah diperiksa dipastikan barang itu bukan bom. "Dapat memastikan isi paket tersebut adalah 25 kembang api, 20 paku, dan bukan bahan peledak," tandas Ronny. (Raden Trimutia Hatta)
Kronologi Muhaimin Terima Paket Diduga Bom di Kantor Gusdurian
Paket diduga bom diterima petugas jaga bernama Muhaimin pada Senin 7 April sekitar pukul 13.00 WIB dari sebuah jasa pengiriman.
Advertisement