Sukses

Ketua DPD Golkar Jatim Dicecar Soal BBM Rp 10 M dengan Akil

Dalam pesan antara Amali dan Akil terdapat isi pembicaraan mengenai uang Rp 10 miliar yang diduga untuk pengurusan sengketa Pilkada Jatim.

Liputan6.com, Jakarta- Ketua DPD Partai Golkar Zainuddin Amali dihadirkan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) dengan terdakwa Akil Mochtar. Dalam sidang ini, Amali dicecar Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait komunikasi dengan Akil.

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi pesan singkat BlackBerry Messenger (BBM). Dalam pesan antara Amali dan Akil terdapat isi pembicaraan mengenai uang Rp 10 miliar yang diduga untuk pengurusan sengketa Pilkada Jawa Timur 2013.

"Apa benar saksi berkomunikasi dengan terdakwa (Akil Mochtar) mengenai Pilkada Jawa Timur dan nominal Rp 10?" Kata Jaksa Elly Kusumastuti kepada Amali di muka sidang Pengadilan Negeri Tipikor, senin (14/4/2014).

Ditanya seperti itu, Amali tak mengelak. Dia mengaku, dirinya pernah berkomunikasi dengan Akil melalui pesan BBM. Tapi dia mengaku, komunikasi itu dilakukan untuk menanyakan kelanjutan pengurusan Pilkada Jatim.

"Itu benar BBM dari saya. Pak Akil bilang Rp 10 miliar, tapi saya pikir dia hanya bercanda untuk menakut-nakuti saya, supaya tidak menghubungi Pak Akil lagi," kata Zainuddin.

Setelah itu, Jaksa kemudian menunjukkan isi percakapan via BBM antara Amali dan Akil. Dia juga mengakui semua komunikasi di BBM tersebut bahwa itu adalah pembicaraan antara Amali dan Akil.

Berikut transkrip BBM Akil dan Zainuddin:

Akil : Gimana konsolidasi Jatim? Gawat juga ya?
Zainudin: Kpn (kapan) ada waktu?

Akil: Nantilah, skrg (sekarang) aja masih sidang Jatim, kita batalin aja nih Jatim

Zainudin: hehehe… itu semua kewenangan yg (yang) mulia, siap Bang, sy (saya) menunggu petunjuk & arahan Abang, Tks

Akil: Ini Jatim yang urus Idrus Marham atw (atau) Zainudin?

Zainudin: katanya Abang lbh (lebih) berkenan klau (kalau) dr PG (dari Partai Golkar) Pak Idrus makanya Sy (saya) ikut aja, tp (tapi) klau (kalau) ada perintah lain Sy (saya) akan sampaikan ke pihak Jatim Bang, terserah Abang aja bagaimana baiknya. Mhn (mohon) arahan, tks.

Akil: Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja. Suruh mereka siapkan 10m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, gak mau saya...

Zainudin: Baik Bang, klau (kalau) ada arahan begitu ke Sy (saya), siap Sy (saya) infokan.

Akil: segera, dalam 1,2 hari (1-2 hari) ini saya putus!

Zainudin: makanya kan Sy (saya) minta waktu & arahan dr (dari) Abang itu maksudnya

Akil: Tipu2 aja itu sekjen kalian itu

Zainudin: Jd (jadi) urusannya dg Sy (dengan saya) ya Bang?

Akil: Ya cepatlah, pusing saya menghadapi sekjen mu itu, kita dikibulin melulu aja. Katanya yang biayai Nov (Setya Novanto) sama Nirwan B? menurut sekjenmu, krna (karena) ada kepentingan bisnis disana. Jd (jadi) sama aku kecil2 aja, wah.. gak mau saya saya bilang besok atw (atau) lusa saya batalin tuh hasil pilkada Jatim. Emangnya aku anggota fpg (Fraksi Golkar di DPR)?

Zainudin: Td (Tadi) siang Sy (saya) ketemu Idrus & Nov (Setya Novanto) di FPG (Fraksi Golkar), kata IM (Idrus Marham) nanti dia yang berurusan ke Abang mlm (malam) ini makanya Sy (saya) diam aja. Sy (saya) fikir Abang lbh (lebih) percaya IM (Idrus Marham) drpd Sy (daripada saya) makanya Sy (saya) gak gerak lg (lagi).

Akil: saya gk (gak) pernah hubungan sama dia selama ini urusan Jatim, baru ujug2 datang, makanya saya tanya siapa yang urus Jatim ini kepada Zainudin.

Zainudin: Iya Bang, berarti mereka (IM & Nov (Idrus Marham dan Setya Novanto)) yg (yang) minta ke Tim Jatim spy (supaya) IM yg (yang) urus. Apakah td (tadi) waktu dg (dengan) IM (Idrus Marham) Abang sempat singgung jg (juga) bahwa Sy sdh (saya sudah) komunikasi dg (dengan) Abang?

Akil: Tdk (tidak) ada sama sekali dia tdk (tidak) tahu dan saya tdk (tidak) ngomong soal Zainudin ketemu saya,,,, Saya heran saja kok tiba2 dia datang urusan Jatim…

Zainudin: Baik bang, bsk (besok) akan sy (saya) komunikasikan dg (dengan) Tim Jatim, tks (terima kasih).