Liputan6.com, Jakarta - Aksi blokade Stasiun Bekasi, Jawa Barat oleh penumpang kereta Commuter Line berakhir pada Kamis(17/4/2014) petang. Perjalanan kereta yang sempat terganggu kembali normal dan penumpukan di sejumlahstasiun akhirnya berkurang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (18/4/2014), ada berbagai persoalan yang dihadapi oleh kereta commuter line yang beroperasi saat ini.
Masalah yang pertama adalah kurangnya armada kereta. Karena kereta commuter line kini sudah menjadi moda transportasi favorit warga. Karena selain cepat, penggunaan kereta lebih murah jika dibandingkan dengan transportasi lain.
Advertisement
Jumlah penumpang kereta juga terus bertambah hingga mencapai 1,2 juta setiap harinya. Sementara penambahan armada kereta dari tahun 2008 hanya 488 gerbong.
Selanjutnya adalah kerusakan pantograf. Pantograf ini terkait dengan masalah sinyal. Apabila sinyal dalam pantograf terganggu, hal itu bisa menyebabkan keterlambatan kereta.
Yang ketiga adalah perawatan fasilitas kereta yang kurang. Seperti AC yang mati atau tidak dingin, tempat duduk yang kurang, hingga tidak adanya pemecah kaca untuk keselamatan juga. Hal ini memerlukan perhatian dari PT KAI.
Yang terakhir adalah tingkat kedisiplinan yang kurang dari para pengguna kereta api. Padahal apabila penumpang disiplin, akan terjadi kerja sama yang baik anatara penumpang dengan PT KAI sebagai penyedia sarana.
Kemudian derita dari para pengguna kereta commuter line. Yang pertama adalah keterlambatan kereta. Keterlambatan kereta bisa berjam-jam sehingga dapat terjadi penumpukan penumpang.
Selanjutnya adalah fasilitas kereta yang masih kurang dan kapasitas penumpang yang tidak sesuai dengan jumlah kereta. Penambahan armada kereta dari tahun 2008 hanya 488 gerbong.
Dari semua permasalahan diatas, lantas menjadi pekerjaan rumah PT KAI untuk memeperbaiki sistem kereta api yang ada. Yang pertama adalah dengan menambah jumlah gerbong. Hal itu dilakukan agar seluruh penumpang pengguna kereta api dapat terangkut, mengingat sudah banyak orang yang menggunakan fasilitas kereta api.
Kemudian perawatan fasilitas kereta api dan yang terakhir adalah menekan keterlambatan kereta api.
Menurut Dharmaningtyas selaku pengamat transportasi mengatakan, pemeliharaan rel, pemeliharaan sinyal, pemeliharaan fasilitas kereta, semuanya itu menjadi bukan hanya menjadi tanggung jawab PT KAI saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh bersama.
Seluruh masyarakat dihimbau untuk tidak usil merusak prasarana kereta api yang sudah ada dan saling menjaga agar kereta api dapat menjadi nyaman. (Raden Trimutia Hatta)