Sukses

Melongok ke Dalam JIS Sekolah Anak Ekspatriat

Pengelola JIS menyatakan menghormati keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal penutupan sekolah TK yang dikelolanya.

Liputan6.com, Jakarta Pengelola Jakarta International School (JIS) menyatakan menghormati keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) soal penutupan sekolah taman kanak-kanak (TK) yang dikelolanya, menyusul terjadinya kasus kekerasan seksual di sekolah ini.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (23/4/2014), JIS salah satu sekolah internasional swasta di Jakarta. Sekolah dengan luas sekitar 190 ribu meter persegi di Selatan Jakarta ini memang awalnya didirikan untuk anak-anak ekspatriat (warga negara asing) yang tinggal di Ibukota.

Ketika kemarin Tim Liputan 6 masuk ke dalam lingkungan JIS, di pintu masuk pengawalan dijaga sangat ketat. Terlihat sejumlah sekuriti yang terus berjaga dan mengawasi siapapun yang masuk. Setiap orang yang masuk pun harus menunjukkan identitas dan jelas kepentingannya.

Setelah melewati beberapa pagar tinggi, Tim Liputan 6 akhirnya berada di dalam JIS. Tampak fasilitas mewah untuk para murid, mulai dari lapangan olahraga hingga ruang kelas yang sangat luas. Sejumlah murid-murid JIS juga terlihat masih beraktivitas dan mereka bercengkrama di halaman sekolah.

Tim Liputan 6 juga sempat mewawancarai Kepala Sekolah Timothy Carr soal keinginannya agar TK JIS bisa dibuka lagi tahun depan.

"Siswa taman-kanak-kanak kami masih bisa menyelesaikan pendidikan hingga tahun ajaran berakhir sesuai dengan putusan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami akan bekerja keras mulai saat ini hingga tahun ajaran mendatang agar kami bisa memenuhi segala persayaratan yang dibutuhkan agar Taman Kanak-kanak JIS bisa tetap dibuka tahun depan. Namun kami sadar semua kewenangan berada di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan," ucap Timothy Carr.

Dalam perjalanan, Tim Liputan 6 sempat juga melihat pegawai PT ISS yang masih bekerja di JIS. 2 Pegawai perusahaan penyedia tenaga kerja outsourcing ini telah ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak asusila terhadap seorang bocah TK.

Demi semua kemewahan dan fasilitas di JIS, para orangtua harus merogoh kocek hingga ribuan dolar Amerika Serikat. Namun sungguh menyedihkan, di balik semua kemewahan dan pengaman yang ketat itu, justru seorang predator seks anak-anak pernah berada di dalamnya.

William James Vahey, buronan yang diburu Federal Bureau Investigation (FBI) Amerika Serikat ternyata pernah bekerja selama 10 tahun di JIS. Jauh sebelum kasus pelecehan seksual yang menimpa murid TK JIS terkuak.

(Shinta Sinaga)