Liputan6.com, Jakarta - Seperti di hari-hari biasa, aktivitas belajar mengajar berlangsung seperti biasa di Jakarta International School (JIS) di Jakarta Selatan, termasuk di taman kanak-kanaknya. Padahal diduga masih ada predator pemangsa anak yang masih bebas berkeliaran.
Laporan demi laporan kasus kekerasan seksual terhadap anak di JIS terus masuk ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Laporan resmi dari korban kekerasan seksual ke-2 masuk ke KPAI, Rabu 23 April.
Korban kedua diduga mengalami 3 kali pelecehan seksual, antara Januari hingga Maret. Sang anak mengalami gejala serupa dengan korban pertama. Ia takut buang air, demam, hingga harus dirawat rumah sakit.
Tak hanya di toilet, korban juga mengaku mengalami kekerasan di ruang kelas. Bahkan ia melihat teman-temannya menjadi korban. Rasa takut membuat korban dan keluarganya tak berani melapor ke polisi.
Sebelumnya 2 petugas kebersihan dari PT ISS Agun dan Awan, telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara 1 petugas kebersihan wanita yakni Afriska, yang juga diduga terlibat hanya berstatus saksi karena tak cukup bukti.
Namun KPAI juga menerima laporan adanya dugaan keterlibatan guru dalam kasus kekerasan seksual, dan meminta pemeriksaan fisik terhadap para guru JIS.
JIS dengan luas 190 ribu meter persegi di Jakarta Selatan, awalnya didirikan untuk anak-anak ekspatriat yang tinggal di ibukota. Pengamanan untuk masuk ke sekolah dengan berbagai fasilitas mewah tersebut sangat ketat.
Setelah melewati beberapa pagar tinggi, tampak berbagai fasilitas mewah untuk para murid. Mulai lapangan olahraga, hingga ruang kelas yang sangat luas.
Di tengah keresahan akibat kasus kekerasan seksual terhadap seorang murid TK di bagian lain sekolah, tampak murid-murid JIS beraktivitas seperti biasa. Mereka bercengkrama di halaman sekolah. Sejumlah pegawai kebersihan dari PT ISS, juga masih bekerja.
Meski kuat desakan agar guru JIS diperiksa, Kepala Sekolah JIS Tim Carr, sempat berkeyakinan bahwa para guru di JIS tak mungkin melakukan kekerasan pada siswanya.
Menurut Tim Carr, semua guru di JIS sudah melalui sejumlah pemeriksaan tes kesehatan. Semua karyawan mempunyai standar yang sama, termasuk karyawan alih daya.
Sungguh ironis, di tengah jaminan dari pihak JIS, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), justru merilis nama seorang buronan paedofilia international William James Vahey, dan yang paling mengejutkan, Vahey pernah 10 tahun mengajar di JIS sebagai guru.
Saksikan tayangan selengkapnya pada tautan video Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (26/4/2014), di bawah ini:
KPAI Terima Pengaduan Terkait Guru JIS
Aktivitas belajar mengajar berlangsung seperti biasa di JIS, padahal diduga masih ada predator pemangsa anak yang masih bebas berkeliaran.
Advertisement