Liputan6.com, Banyumas - Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Metigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, Surono, telah terjadi 73 kali lontaran material pijar yang disertai sinar api dari Gunung Slamet. Ketinggiannya antara 150 hingga 400 meter.
Aktivitas vulkanik berupa lontaran material pijar dari gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan Sabtu kemarin yang hanya tercatat 42 kali.
"Sinar api dan percikan material pijar teramati 73 kali mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB dengan ketinggian 150-400 meter. Selain itu, juga terdengar suara gemuruh dalam intensitas sedang dan kuat dalam kurun waktu 6 jam sebanyak 19 kali," kata Surono dalam rilisnya, Minggu (27/4/2014).
Pihak PVMBG juga melakukan pengukuran suhu di beberapa sumber mata air panas yang ternyata tidak mengalamai perubahan.
"Suhu air panas yang berada di Guci seperti Pandansari tercatat 39,9 derajat Celcius, Pengasihan tercatat 51.0 derajat Celcius, dan sumber mata air Sicaya tercatat 58.6 derajat celcius, atau tetap," jelas Surono.
Meski aktivitas vulkanik Gunung Slamet mengalami peningkatan dalam sepekan terkahir, Surono menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya belum berencana meningkatkan status Gunung Slamet.
"Aktivitasnya lontaran material memang meningkat, tapi tingkat bahayanya masih tetap sehingga statusnya masih tetap Waspada," jelasnya.
Hingga saat ini pihak PVMBG masih menetapkan zona bahaya dalam radius 2 kilometer dari puncak Gunung Slamet dan melarang seluruh aktivitas apa pun pada radius tersebut.
"Di luar radius tersebut, masyarakat aman untuk melakukan aktivitas, sehingga kami mengimbau agar warga tetap tenang," tandas Surono. (Raden Trimutia Hatta)
Gunung Slamet Lontarkan Material Pijar, Status Masih Waspada
Terjadi 73 kali lontaran material pijar yang disertai sinar api dari Gunung Slamet dengan ketinggian antara 150 hingga 400 meter.
Advertisement