Liputan6.com, Jakarta - Kasus kekerasan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) ternyata dipicu hal sepele. Dari adegan pra-reka ulang yang dilakukan Polres Jakarta Utara di kampus STIP, mahasiswa senior mengamuk karena sejumlah mahasiswa junior tidak mengenal mereka.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (28/4/2014), penguasa kampus tersebut pun tersinggung dan langsung menghajar secara membabi buta mahasiswa junior yang baru mengenyam bangku kuliah.
Akibatnya 1 taruna bernama Dimas Dikita Handoko tewas, dan 6 temannya mengalami luka parah sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Kebiadaban di perguruan tinggi kedinasan milik Kementrian Perhubungan ini membuat khawatir sejumlah orang tua mahasiswa. Mereka pun mendatangi petinggi STIP dan meminta jaminan agar anak-anak mereka tidak menjadi korban kebiadaban berikutnya.
Kekhawatiran para orangtua ditanggapi pihak STIP dengan memberi sanksi tegas kepada mahasiswa yang melakukan tindakan kekerasan.
Tentu sanksi kepada para pelaku masih dinilai belum cukup. Selama ini aksi kekerasan di perguruan tinggi kedinasan sudah sering terjadi. Bahkan terkesan kebiadaban itu dibiarkan.
Beberapa tahun lalu juga terjadi kekerasan di STIP. Menteri Perhubungan kala itu meminta aksi kekerasan di kampus harus dihentikan. Namun kenyataannya hal yang sama kembali terjadi.
Begitu pula di Sekolah Tinggi Pegawai Dalam Negeri (STPDN). Berkali-kali kebiadaban berlangsung di perguruan tinggi kedinasan Kementerian Dalam Negeri, sehingga korban pun berjatuhan. Meski sanksi tegas telah diberikan kepada para pelaku, kebiadaban di dalam kampus seperti tak mau berakhir. (Rizki Gunawan)
Kekerasan Taruna STIP Dipicu Hal Sepele
Penguasa kampus tersinggung dan langsung menghajar secara membabi buta mahasiswa junior yang baru masuk kuliah.
Advertisement