Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP Adian Napitupulu menyebutkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya sudah mengkhianati PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
Dia mengatakan, pengkhianatan Jokowi tersebut disebabkan PDIP tidak mengabulkan permintaan untuk memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi turut menanggapi. Dia menilai, isu yang disampaikan Adian tersebut bisa dibantahkan.
Advertisement
"Isu yang dilemparkan Adian Napitupulu dari PDIP adalah perpecahan Jokowi dan Megawati, disebabkan karena keinginan Jokowi untuk 3 periode ditolak Megawati. Tentu isu itu bisa terbantahkan. Karena yang setuju orang internal PDIP, Jokowi berkali-kali menyatakan tidak setuju, bahkan saking kesalnya, Jokowi bilang itu sama saja menampar dirinya," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Rabu (25/10/2023).
"Jika hubungan retak karena Jokowi dan Gibran mendukung Prabowo, itu masuk akal. Silahkan gunakan mekanisme internal untuk memecat mereka, bukan malah membuat isu 3 periode keinginan Jokowi," sambung dia.
Teddy justru menilai, isu yang dilemparkan oleh Adian itu digunakan mungkin untuk menjatuhkan Jokowi.
"Yang tidak ada diada-adakan. Kalau dianggap tidak sejalan, keluarkan saja mereka dari partai, ini mudah. Menjadi tidak mudah kalau ternyata yang ingin menjatuhkan Jokowi, ternyata masih butuh suara pendukung Jokowi," ucap dia.
"Jokowi jelas telah bersikap menentang Megawati. Gibran jelas sudah menentang Megawati. Bahkan kalau berdasarkan pernyataan adian bahwa Megawati-Jokowi retak, ya kenapa tidak dipecat saja Jokowi dari Partai? Apa masih berharap terhadap Jokowi effect? Kalau masih berharap efek Jokowi, ya jangan melemparkan isu," jelas Teddy.
Adian Napitupulu Sindir Jokowi, Sebut PDIP Sudah Berikan Segalanya
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP Adian Napitupulu menyebutkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya sudah mengkhianati PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
Menurut Adian, pengkhianatan Jokowi disebabkan PDIP tidak mengabulkan permintaan untuk memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
“Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan resminya, Rabu (25/10/2023).
Adian sesalkan perubahan Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP.
Padahal menurutnya, PDIP sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya mulai dari menjadi wali kota surakarta dua periode, gubernur DKI Jakarta dan presiden dua kali.
“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi. Lalu ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar," ungkap Adian.
Advertisement
Hanya Pikirkan Kemenangan Ganjar-Mahfud Md
Ketika Jokowi dan keluarganya berpaling dari PDI Perjuangan, Adian yang juga aktivis 1998 ini mengaku sama sekali tidak peduli.
Saat ini, lanjutnya, Adian hanya memikirkan bagaimana memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung PDIP, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Status Gibran anak Jokowi. Soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi nggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” kata Adian.