Liputan6.com, Jatinangor - Kekerasan di lembaga pendidikan kembali terjadi. Kali ini isu tidak sedap menimpa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Beberapa praja putri tingkat 3 dikabarkan terlibat baku hantam dengan juniornya yang berada di tingkat 2. Insiden itu terjadi usai mereka menggelar acara di Gunung Manglayang, Kabupaten Bandung.
Sebanyak 5 orang dikabarkan harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung karena mendapat luka iritasi pada matanya akibat siraman air panas.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Jatinangor Kompol Roedy de Vries mengaku telah mendapat informasi terkait perkelahian itu. Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan.
"Hingga saat ini laporan belum ada. Akan tetapi akan kita lidik karena kita mendapat informasi adanya baku hantam," jelasnya saat ditemui di Kampus IPDN, Selasa (29/4/2014).
Dari informasi yang diperolehnya, 4 praja putri tingkat 2 menjadi korban kejadian ini. Namun guna memastikan, pihaknya akan melakukan penyelidikan.
"Ada dugaan perkelahian. Saat kegiatan (di Gunung Manglayang) ada gesekan. Kemungkinan dugaan perkelahian di kampus," ungkap Roedy.
Disinggung adanya dugaan penyiraman air panas kepada korban, Roedy menyatakan akan mencari bukti visum dari pihak rumah sakit guna memastikan hal tersebut.
Tidak Ada
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol IPDN Jatinangor Bisri membantah kabar perkelahian antara praja putri. "Ini tidak ada. Enggak ada perkelahian dan penganiayaan. Itu cerita-cerita perkiraan yang keliru," kata Bisri saat ditemui di kampus IPDN.
Ia menepis adanya penyiraman air panas kepada praja tingkat 2. "Ada juga yang matanya terciprat tanah liat. Kejadian itu (cipratan) tidak disengaja. Kami sudah bawa ke dokter untuk pengobatan," pungkas Bisri.
Baca Juga
(Shinta Sinaga)
Advertisement