Liputan6.com, Jatinangor - Keberadaan pasien berseragam Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Jawa Barat, tak dibantah pihak sekolah.
Pihak IPDN juga membenarkan bahwa 5 praja putri tingkat dua itu adalah Mutia Pratama Rozi, Indria Apriani, Nurul, Dian Purnamasari, dan Fungki Sandi.
Kabiro Kemahasiswaan IPDN Jatinangor Bernhard Rondonuwu mengatakan, kelima praja putri tersebut mengalami iritasi pada mata akibat terciprat tanah liat usai kegiatan di Gunung Manglayang, Kabupaten Bandung.
"Kemarin Minggu sore kecipratan (tanah liat). Karena mata sensitif diperiksakan, dan hanya mengalami iritasi karena mata kan sensitif," katanya saat ditemui di kampus IPDN, Selasa (29/4/2014).
Ditambahkannya, meskipun sempat mendapat perawatan dari pihak rumah sakit kini kondisi kelima praja putri tersebut sudah berangsur membaik dan kini mulai menjalani aktifitas seperti sediakala.
"Kondisi kesehatan mata yang iritasi sudah membaik. Mereka sudah mengikuti kegiatan seperti kuliah dan pelatihan," pungkas Bernhard.
Kendati demikian, penyataan berbeda diungkapkan oleh salah satu dokter di RS Mata Cicendo, Susi Heryati. Ia menuturkan kelimanya datang ke rumah sakit, Senin 28 April 2014, terindikasi menjadi korban cairan asam. Sebab efek luka yang ditimbulkan tak separah terkena cairan biasa.
Dari hasil pemeriksaan, Susi menuturkan 2 pasien mengalami luka mata cukup parah yaitu epitel kornea. Sedangkan 3 lainnya hanya iritasi.
"Pasien kedua sama (pengelupasan epitel kornea) cuma lebih luas dari yang pertama. Pasien ketiga cuma iritasi pada permukaan mata. Matanya memerah tapi tidak ada kelainan," ujar Susi. (Yus Ariyanto)