Liputan6.com, Bengkulu - Hujan lebat yang mengguyur selama dua hari mengakibatkan longsor di jalan lintas barat (jalinbar) Sumatera. Antrean kendaraan pun mengular hingga belasan kilometer.
Kendaraan yang melintas dari Bengkulu menuju Provinsi Lampung dan sebaliknya pun terpaksa harus bersabar.
Informasi yang diperoleh Liputan6.com, Rabu (30/4/2014), longsor terjadi akibat runtuhnya tebing Muara Padang Guci. Tebing berada di Desa Padang Kedondong, Kecamatan Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
Bambang Sukardi (48) sopir truk ekspedisi barang mengatakan, dirinya terjebak sejak Selasa 29 April sore pukul 16.30 WIB dan baru lepas dari antrean pada Rabu dini hari tadi sekitar pukul 03.30 WIB.
"Panjang antrean tidak kurang dari 12 kilometer. Kendaraan masih bisa lewat sangat perlahan dan bergantian. Apalagi saya membawa muatan berat, takut terguling bila dipaksakan," ujar Bambang di lokasi antrean kendaraan di Bengkulu.
Menurut dia, pengaturan arus lalu lintas telah dilakukan oleh aparat kepolisian setempat. Masyarakat juga turun tangan membersihkan material longsor. Tidak hanya lumpur, banyak juga bebatuan ukuran besar menimbun badan jalan.
Camat Tanjung Kemuning Hilaludin yang dihubungi lewat telepon mengaku sedang berada di lokasi longsor dan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum setempat agar bisa mengirimkan alat berat.
"Kami masih menunggu alat berat dari Dinas PU (Pekerjaan Umum). Jika tidak segera datang, kemacetan akan semakin panjang," ujar Hilaludin.
Wilayah jalinbar memang dikenal rawan longsor. Jika hujan lebat turun, tanah akan menimbun badan jalan akibat tidak dibuatnya penahan tebing. Longsor kali ini disebut-sebut yang terparah, sebab timbunan material longsor mencapai hingga 70 cm sepanjang 200 meter.
Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa ini, namun beberapa kendaraan yang memaksa untuk lepas dari timbunan lumpur terpaksa ditarik dengan kendaraan lain karena mengalami kerusakan patah as roda. (Sss)