Sukses

Sri Mulyani: Selamatkan Century Banyak Manfaatnya

Jika bank yang kini beralih nama menjadi Bank Mutiara itu ditutup, dampaknya lebih buruk ketimbang diselamatkan.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, penyelamatan Bank Century membawa banyak manfaat, walau akhirnya menimbulkan kasus dugaan korupsi. Jika bank yang kini beralih nama menjadi Bank Mutiara itu ditutup, dampaknya lebih buruk.

"Dengan manfaat seluruh sistem kepercayaan terhadap keuangan akan terjaga hingga masyarakat tidak resah," ujar Sri Mulyani saat bersaksi di persidangan untuk terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi  (Tipikor), Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Managing Director World Bank itu bersaksi dalam kasus dugaan korupsi pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Sri Mulyani yang juga Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat itu mengatakan, untuk menyelamatkan Century dibutuhkan dana sekitar Rp 632 miliar. Dana tersebut untuk memenuhi rasio penyertaan modal atau CAR menjadi plus 8 persen. "Jelas kalau kebutuhan likuditas itu berputar untuk penyertaan modal Rp 632 M," kata dia.

Dengan pertimbangan hal itu, akan mencegah terjadinya krisis kepercayaan terhadap seluruh sistem keuangan yang nilainya mencapai Rp 1.700 triliun.

"Seluruh sistem perbankan. Kalau saya bicara seluruh masyarakat perbankan 2 juta pemilik akun di bawah Rp 2 miliar nilainya adalah Rp 1.700 triliun," ujar Sri.

Karenanya, sebagai pembuat kebijakan, dia harus mempertimbangkan mudarat yang sekecil-kecilnya. "(Biar) masyarakat tenang, jangan sampai kemudian melakukan tindakan-tindakan yang bisa merusak sistem keuangan yang terjadi seperti 1997-1998 seperti yang terjadi di negara Eropa dan Inggris," tandas Sri Mulyani. (Yus)