Sukses

Warga Lereng Merapi Swadaya Perbaiki Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi di kawasan Glagahsari, Klaten, jawa Tengah juga rusak parah akibat kerap dilintasi truk penambang pasir.

Liputan6.com, Pemalang - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono memantau aktivitas Gunung Slamet. Sejak Sabtu 3 Mei malam hingga siang ini, letusan abu vulkanik cenderung mengalami penurunan. Begitupun semburan lava pijar.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (4/5/2014), penurunan intensitas letusan belum mengubah status Gunung Slamet yang masih pada level III atau Siaga. Hingga kini warga tetap dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak gunung.

Di tempat lain, warga juga berinisiatif memperbaiki jalur evakuasi Merapi. Salah satunya jalur menuju 3 dusun di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Masyarakat memperbaiki secara swadaya karena pemerintah tak kunjung turun tangan meski sudah dilapori berkali-kali.

Padahal jalan itu merupakan jalur utama evakuasi ribuan warga di 3 dusun tersebut. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan proses evakuasi warga terhambat saat terjadi bencana Merapi.

Di kawasan Glagahsari yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kondisi jalur evakuasi juga rusak parah karena kerap dilintasi truk penambang pasir. Namun jalur tersebut belum juga diperbaiki.

Ratusan relawan dari sejumlah desa di lereng Gunung Merapi dikumpulkan di aula Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Mereka berkoordinasi menyusul meningkatnya aktivitas Merapi dari aktif normal menjadi waspada.

Hingga kini status Merapi masih pada level Waspada. Meski demikian warga mulai mengaktifkan ronda malam untuk berjaga-jaga. (Mut)