Liputan6.com, Banyumas - Sejak status Gunung Slamet dinaikkan dari waspada menjadi siaga III. Warga di sekitar kaki gunung pun mengadakan ronda malam secara bergantian.
Ketua Harian Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden, Supriyono mengatakan, ronda dilakukan sebagai bentuk pemantauan masyarakat terhadap aktivitas Slamet. "Kalau ada apa-apa bisa cepat lakukan evakuasi," ujar pria yang akrab disapa Pak Asong, Minggu (4/5/2014).
Dalam sebulan terakhir, aktivitas gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa itu meningkat. Tidak tertutup kemungkinan, aktivitas vulkanik gunung yang berada di ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu akan terus meningkat.
"Jika terjadi sesuatu dengan Slamet di malam hari, bisa cepat memberi informasi kepada masyarakat," ujar Asong.
Kendati warga waspada, secara umum kehidupan mereka di sekitar kaki Slamet masih tampak 'adem ayem'. Seperti yang terlihat di kawasan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Warga masih melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Terkait aktivitas vulkanik Slamet, Asong mengatakan, beberapa hari lalu terdengar suara dentuman keras beberapa kali. Dentuman disertai asap hitam pekat yang keluar dari kawah Slamet. Namun, getaran gempa tidak dirasakan.
"Kalau gempa tidak berasa. Tapi kurang lebih sebulan lalu ada hujan abu. Tapi setelah itu tidak ada lagi," ucap Asong. (Mut)