Liputan6.com, Jakarta - Kasus kekerasan seksual yang dilakukan pelaku Andri Sobari alias Emon terhadap 73 korbannya di Sukabumi, Jawa Barat, membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh angkat bicara. Ia mengutuk keras perbuatan yang dilakukan Emon.
Nuh berpendapat, kasus seperti itu seharusnya tidak perlu terjadi jika lingkungan sekitar di luar sekolah peka terhadap perilaku anak-anak.
"Jadi anak-anak itu entah sebagai siswa atau sebagai anak, dia itu kan punya 2 pandang. Ini memang rawan mulai dari kejahatan macam-macam. Kejadian di Sukabumi lebih banyak di luar sekolah. Sehingga di masyarakat harus memberikan perlindungan," kata Nuh usai meninjau pelaksanaan Ujian Nasional di SMP 285, Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Menurut Nuh, untuk mencegah adanya hal serupa terjadi, ia mengimbau pihak sekolah menciptakan kondisi yang nyaman bagi para muridnya. Sehingga, sekolah bisa menjadi tempat berlindung bagi anak-anak.
"Tetapi kan tidak bisa dilepaskan anak ini harus kembali ke rumah atau ke masyarakat, tidak bisa semuanya diberikan beban dan pertanggung jawabannya ke sekolah. Kalau di luar sekolah, masyarakat dan orangtua yang punya tanggung jawab," ujarnya.
Nuh mengaku, pihaknya telah memberikan pelajaran di sekolah kepada para murid tentang bagaimana meningkatkan karakter. Sehingga perilaku menyimpang di sekolah terhadap para murid tidak perlu terjadi.
"Dari awal mulai 3 tahun lalu kami kan godok bagaimana meningkatkan karakter makanya kita bangun dalam bentuk kurikulum. Tidak bisa diajarkan dalam model sporadis, itu harus dibentuk secara sistematik. Yang bisa membentuk secara sistematik itu lewat kurikulum," jelas Nuh.
73 Bocah Sukabumi Dicabuli Emon, Mendikbud Minta Masyarakat Peka
Nuh berpendapat, kasus seperti itu seharusnya tidak perlu terjadi jika lingkungan sekitar di luar sekolah peka terhadap perilaku anak-anak.
Advertisement