Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kasus kejahatan seksual terhadap anak yang mengemuka secara bertubi-tubi akhir-akhir ini turut memancing perhatian asing. Media-media luar negeri bahkan 'menyerbu' Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengonfirmasi kasus-kasus itu.
"Saya ini diserbu beberapa pertanyaan oleh wartawan luar negeri lewat telepon, barusan saya juga sudah ditelepon beberapa media luar negeri lagi," kata Sekjen KPAI Erlinda di kantornya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2014).
Namun tak banyak yang bisa dituturkan Erlinda kepada para wartawan asing itu. Yang jelas, masa depan anak-anak Indonesia terbunuh oleh ulah para paedofil-paedofil itu.
"Setiap ditelepon wartawan luar negeri, saya bingung apa yang harus saya katakan. Mereka lagi bener-bener lucu-lucunya, kok mendapatkan kekejaman dan perlakuan seperti ini. Ini sama saja membunuh anak-anak Indonesia secara perlahan."
Erlinda menuturkan, pemerintah pusat seharusnya sudah mengeluarkan pernyataan jika Indonesia saat ini sudah masuk dalam kondisi darurat perlindungan anak. Bukan tidak mungkin jika Indonesia kembali dijajah oleh bangsa asing, jika anak-anak masa depan bangsa ini mayoritas menjadi korban kekerasan seksual.
"Pemerintah pusat harus cepat tanggap, harus turun tangan, harus ada instruksi presiden ini sudah dalam darurat perlindungan anak. Selamatkan anak bangsa, selamatkan integritas bangsa ini."
"Kalau karakter bangsa sudah tidak ada lagi, yakin bangsa kita ini akan dijajah lagi. Ayo kita sama-sama membuka diri dan benar-benar berkompromi untuk memberantas kekerasan terhadap anak," pungkas Erlinda. (Yus)
Paedofil Bermunculan, KPAI Ramai Dikontak Wartawan Asing
"Setiap ditelepon wartawan luar negeri, saya bingung apa yang harus saya katakan."
Advertisement