Sukses

Ini Sosok Perdana Menteri Baru dan Termuda Libya

Parlemen sementara negara itu mengkonfirmasi Ahmad Matiq sebagai perdana menteri baru di Libya.

Liputan6.com, Tripoli - Pembicara Umum General National Congress (GNC) --parlemen sementara negara Libya-- mengkonfirmasi Ahmad Matiq, sebagai perdana menteri baru negara itu. Berita tersebut diumumkan ke publik pada Senin 5 Mei 2014 waktu setempat, setelah pengangkatan Matiq diresmikan. Satu hari setelah wakil ketua parlemen itu menyatakan pemilihan Matiq tidak valid.

"Ahmad Omar Matiq diangkat menjadi kepala pemerintahan transisi, dan diminta untuk membentuk kabinetnya serta menyampaikannya kepada GNC, untuk mosi tidak percaya dalam waktu 15 hari," demikian seperti tercantum dalam teks keputusan yang ditandatangani oleh juru bicara Nouri Abu Sahmein seperti dilansir dari Gulf News, Selasa (6/5/2014).

Sahmein menegaskan, bahwa ia telah meminta Matiq untuk membentuk pemerintahan baru dalam waktu dua minggu, sesuai dengan keputusan yang diposting di situs resmi parlemen.

Parlemen Matiq terpilih pada hari Minggu, setelah terjadi kekacauan pada pemungutan suara. Awalnya, pejabat berwenang Ezzedin Al Awami mengatakan pengusaha Matiq yang merupakan seorang pengusaha, gagal mendapatkan kuorum --suara minimal syarat lolos pemilihan-- yang diperlukan. Namun akhirnya Matiq dinyatakan layak menduduki posisi itu.

"Matiq telah mendapatkan 113 suara di GNC pada Minggu malam, tapi diperlukan 120 suara lagi untuk dapat dinyatakan sebagai perdana menteri baru negara itu sesuai dengan konstitusi," demikian bunyi lanjutan pengumuman yang dimuat situs resmi pemerintah.

Setelah penghitungan suara awal, pejabat GNC Salah Al Makhzum mengatakan Matiq telah meraih 121 suara di 185 kursi parlemen sementara. Ia mengatakan telah dilakukan penghitungan ulang, dan hasilnya Matiq mengalahkan penantangnya Omar Al Hassi, seorang profesor di sebuah universitas.

Beberapa deputi mengecam penghitungan ulang itu. Menyebut penghitungan itu tak disaksikan banyak pihak, karena dilakukan setelah sesi penghitungan awal resmi ditutup.

Penunjukan Matiq, tentu saja membuat dirinya menjadi PM Libya termuda. Sekaligus menjadi PM Libya kelima setelah Moammar Khadafi digulingkan dan tewas dalam pemberontakan pada 2011.

Deputi Tahar Al Mokni mengatakan, keputusan atas pengusaha 42 tahun itu sebagai perdana menteri telah ditandatangani oleh Abu Sahmein, yang tidak menghadiri sesi pada Minggu malam saat GNC melakukan pengangkatan tersebut.

Abu Sahmein belum pernah terlihat di depan umum selama berminggu-minggu. GNC menduga Abu Sahmein berada di luar negeri dalam perawatan kesehatan. Sementara itu sebelum pengangkatan Matiq, beberapa anggota parlemen juga telah mengundurkan diri karena tak sanggup mengemban tugas tersebut. [Baca: Belum Sepekan Menjabat, PM Baru Libya Mundur karena Diteror]

Belum dapat diketahui apakah keputusan Abu Sahmein menunjuk Matiq akan mengakhiri sengketa politik dan hukum. Terlebih setelah pemilihannya ditolak oleh beberapa anggota parlemen dan wakil ketua Ezzedine Al Awami.

Sejak penggulingan Khadafi, pemerintahan di negara Afrika Utara yang kaya minyak berturut-turut berjuang untuk kembali membangun negeri yang aman seperti sedia kala.

Untuk itulah, setelah terpilih, Matiq pun bersumpah untuk membangun kembali lembaga-lembaga negara yang dulu ada, seperti tentara dan polisi.

Video Terkini