Sukses

Bambang Soesatyo Golkar: SBY Seharusnya Jadi Saksi Ringankan Anas

Menurut Bambang Soesatyo, SBY secara tak langsung meminta perlakuan khusus dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Bambang Soesatyo menyayangkan penolakan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY atas permintaan Anas Urbaningrum. Menurut dia, SBY seharusnya tak menolak menjadi saksi meringankan di Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terkait Kongres PD di Bandung dan kasus Hambalang.

"Dengan menolak panggilan KPK untuk sekadar menjadi saksi Anas, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menghadirkan contoh buruk. Kendati alasan yang dipakai adalah tidak relevan," kata Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (5/5/2014) malam.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar itu menilai, SBY secara tidak langsung meminta perlakuan khusus dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia. "SBY dapat dinilai tidak menaati asas persamaan di hadapan hukum (equalilty before the law)," ucap Bambang.

Bambang menyayangkan alasan yang dipakai untuk menolak hadir adalah karena tidak relevan. "SBY selalu mengaku taat hukum. Kalau benar taat hukum, mestinya berani dan siap melayani panggilan KPK. Apalagi sekadar jadi saksi. Saya sarankan agar SBY mencontoh sikap Wakil Presiden Boediono dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang telah menyatakan siap bersaksi di pengadilan Tipikor untuk kasus Bank Century. Dua tokoh ini taat asas persamaan di muka hukum," tandas Bambang.

Ia memandang pula bahwa suatu kerugian besar bagi SBY jika benar-benar menolak panggilan KPK. "Akan muncul beragam tafsir dari publik. Selama ini, sosok SBY kerap dikait-kaitkan dengan kasus yang membelit Anas Urbaningrum. Bahkan, Anas mengklaim bahwa SBY tahu rencana penyelamatan Bank Century," imbuhnya.

Dalam situasi seperti itu, memenuhi panggilan KPK merupakan momentum bagi SBY untuk mengklarifikasi posisinya. Sebaliknya, jika SBY bersikukuh menolak panggilan KPK, akan melahirkan multitafsir dari publik. "Lebih jauh lagi, publik akan memercayai apa yang sudah diungkap Anas selama ini. Itulah kerugiannya jika SBY menolak panggilan KPK," pungkas Bambang.

Video Terkini