Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau para guru untuk bisa memahami satu per satu karakter anak muridnya di sekolah. Dengan begitu keanehan-keanehan apapun pada siswa-siswanya dapat terdeteksi. Sehingga kasus pelecehan seksual pada anak bisa ditangani dengan cepat.
"Yang penting gurunya itu. Sampai guru pun harus tahu raut wajah si anak. Kita bisa tahu kok. Kita bisa lihat oh ini anak ini ada apa," kata pria yang karib disapa Ahok itu di Balaikota, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
"Saya ingin guru-guru kita lihat anak itu mesti tahu persis, tiap nama mesti dihapal, kelakuannya seperti apa. Bisa nggak, bisa, tergantung gurunya mau apa tidak."
Sayang, guru-guru di Jakarta kini tak sampai sejauh itu memperhatikan muridnya. Karena itu, dirinya meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun untuk melakukan pembinaan pada para guru.
"Makanya mesti dites, dibina. Kan jadi masalah sekarang guru-guru kita ya kan. Dites, sepertiga di bawah 40 nilainya. Kan kacau. Nah terus hatinya gimana. Nah itu kita perbaiki. Makanya Pak Lasro akan melakukan penggantian besar-besaran ini," pungkas Ahok.
Satu per satu kasus pelecehan seksual pada anak mencuat. Kali ini menimpa siswi Kelas III SD di Pondok Rangon, Jakarta Timur berinisial W. Dia diduga dilecehkan oleh gurunya di toilet sekolah.
W juga mengalami trauma hingga tak berani menjalani visum di rumah sakit. Sementara sang kepala sekolah, Sukirno diduga melarang orangtua W untuk melapor polisi. (Mut)
Ahok: Guru Harus Dibina Agar Pelecehan Anak Tak Terjadi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau para guru untuk bisa memahami satu per satu karakter anak muridnya di sekolah.
Advertisement