Liputan6.com, Jakarta - Walikota Makassar terpilih, Ramdhan Pomanto, mengaku tidak tahu ihwal perkara korupsi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar yang telah menjerat pendahulunya, Ilham Arief Sirajuddin, sebagai tersangka. Lantaran ia baru terpilih.
Meski demikian, Ramdhan yang baru dilantik sehari setelah KPK menetapkan Ilham Arief sebagai tersangka atau pada 8 Mei lalu itu berjanji akan kooperatif dengan KPK dalam perkara ini.
"Saya kan baru. Belum paham betul seperti apa. Dan saya belum mempelajari ini. Jadi makanya saya harus pelajari," ujar Ramdhan Pomanto usai mengikuti pemaparan survei integritas dan rekomitmen peserta Support to Indonesia's Islands of Integrity (SIPS) di Gedung KPK Jakarta, Senin (12/5/2014).
Selain itu, Walikota yang didukung Partai Demokrat dan PBB saat maju dalam Pilkada ini juga berjanji bahwa kasus yang diduga merugikan negara sebesar Rp 38,1 miliar itu menjadi kasus korupsi terakhir di wilayahnya.
"Kebetulan saya punya misi mewujudkan pelayanan publik yang bebas korupsi. Maka yang pertama saya buat adalah transparansi," ujar Ramdha.
KPK menetapkan Ilham Arief Sirajuddin sebagai tersangka korupsi bersama Hengky Wijaya terkait kasus kerjasama kelola dan transfer untuk instalansi PDAM Kota Masakasar tahun anggaran 2005-2006.
Keduanya disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. (Yus)
Baru Terpilih, Walikota Makassar Mengaku Tak Tahu Kasus PDAM
Mantan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dinyatakan tersangka atas dugaan korupsi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Advertisement