Sukses

Aktivitas Gunung Slamet Menurun, Warga Tetap Diminta Waspada

BNPB meminta warga di sekitar Gunung Slamet untuk tetap waspada dan tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga yang berada di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah, untuk tetap waspada meskipun status vulkaniknya tengah menurun.

"Saat ini terjadi penurunan aktivitas vulkanik Gunung Slamet dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II)," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (12/5/2014).

Meski demikian, kata dia, warga harus tetap waspada dan tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan. Sutopo menambahkan, warga juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

Sebelumnya, gunung api yang berada di perbatasan Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Provinsi Jawa Tengah tersebut aktivitas vulkaniknya terus meningkat sehingga pemerintah sempat menetapkan statusnya menjadi Siaga.

Pada Selasa 29 April 2014 dari pukul 00.00-06.00 WIB terjadi 30 kali gempa letusan dan 67 kali gempa embusan asap. Terdapat asap putih tebal kecokelatan hingga kelabu setinggi 150 hingga 700 meter.

Selain itu, terdengar 26 kali suara dentuman, dan terlihat luncuran lava pijar yang mencapai 1.500 meter dari kawah. Namun terhitung 12 Mei 2014, pukul 16.00 WIB, Badan Geologi telah melaporkan penurunan status Gunung Slamet kepada BNPB.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) M Hendrasto mengungkapkan, penurunan status Gunung Slamet dari siaga menjadi waspada berlaku sejak Senin, 12 Mei 2014, pukul 16.00 WIB.

"Setelah mengevaluasi kondisi Gunung Slamet, statusnya diturunkan dari siaga atau level III menjadi waspada atau level II," kata Hendrasto saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Senin petang.

Menurut Hendrasto, status diturunkan setelah mempertimbangkan beberapa variabel dan indikator. Antara lain sudah tidak adanya lontaran material pijar, menurunnya aktivitas kegempaan dan letusan asap.

"Dalam sepekan terakhir, telah terjadi penurunan aktivitas vulkanik Gunung Slamet," katanya. Kendati demikian, Hendrasto menegaskan masih terdapat larangan dan zona bahaya. (Ant)

Video Terkini