Sukses

Keluarga Korban JIS Kecewa Polisi Berhenti di 6 Tersangka

Sang ibunda mengaku bila anaknya kini menderita herpes, namun tak ada tanggung jawab dari pihak sekolah JIS.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga murid TK Jakarta International School (JIS) yang menjadi korban pelecehan seksual oleh petugas kebersihan alih daya di sekolah tersebut menyesalkan sikap polisi yang berhenti pada 6 tersangka. Keluarga menilai polisi kurang peka.

"Kenapa hanya berhenti pada 6 tersangka, kenapa polisi tidak memeriksa pihak sekolah dan guru, pihak aparat seolah tidak peka. Ada apa dengan Subnit Renata Polda Metrojaya yang hanya berhenti pada 6 tersangka," kata T, ibunda korban paedofil petugas kebersihan JIS di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Sang ibunda mengaku bila anaknya kini menderita herpes, namun tak ada tanggung jawab dari pihak sekolah JIS. "Anak saya kini menderita herpes, tersangka mana yang menderita herpes, dimana tanggung jawab sekolah," ujarnya.

Ia juga menilai, JIS melakukan pembiaran di sekolah sehingga banyak anak menjadi korban kekerasan seksual. "Kenapa pihak JIS tidak bertanggung jawab, kan ada CCTV, kenapa ada pembiaran. Kenapa pemerintah membiarkan ada sekolah yang tak berizin. Ini saya tahu dari Bu Dirjen pendidikan Lidya Freyani Hawadi," ungkap dia.

T mengaku masih trauma dan merasa ada ancaman dari orang tak dikenal. "Ada ancaman dari pihak-pihak tak dikenal, seperti dibuntuti," imbuhnya.

Hingga kini, polisi telah menetapkan 6 tersangka yang merupakan petugas kebersihan alih daya di sekolah tersebut. Mereka adalah Virgiawan (20), Agun (25), Afrisca (24), Zaenal (28), Syahrial (20), dan Azwar. Azwar kemudian ditemukan tewas di toilet Polda Metro Jaya pada Sabtu 26 April karena menenggak cairan pembersih kamar mandi.