Sukses

Marak Mal dan Hotel, Tanaman di Kebun Raya Bogor Kritis

Pemerintah Kota Bogor akan mengeluarkan Peraturan Darah (Perda) yang mengatur tentang retribusi air tanah.

Liputan6.com, Bogor - Kebun Raya Bogor (KBR) menyatakan jika hampir seluruh tanaman yang ada dalam kondisi kritis. Hal itu disebabkan dengan menurunnya kualitas air tanah yang ada di Kota Bogor. Berdasarkan data dari LIPI, menurunnya kualitas air tanah disebabkan banyaknya mal di Kota Bogor yang menggunakan air tanah baik legal maupun ilegal.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Bogor akan mengeluarkan Peraturan Darah (Perda) yang mengatur tentang retribusi air tanah.

Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengatakan, nantinya Perda itu akan mengatur semua hotel dan mal untuk tidak menggunakan air dalam bawah tanah. Selain itu, pihak hotel dan mal diharuskan menggunakan air PDAM.

"Kita akan mengeluarkan Perda tentang retribusi air dalam bawah tanah yah. Itu dengan retribusi penggunaannya yang cukup tinggi. Itu akan menjadi solusi agar mal dan hotel yang berada di sekitaran Kebun Raya untuk tidak menggunakan air dalam bawah tanah kita," kata Usmar di Bogor, Kamis (22/05/14)

Usmar menambahkan, selain Perda retribusi air dalam bawah tanah. Pemkot Bogor juga mengeluarkan kebijakan untuk membuat sumur resapan atau Biopori. Program itu selain mencegah banjir dan menjaga kualitas tanah, dapat juga menjaga kualitas air dalam bawah tanah di Kota Bogor.

"Kemarin kan sudah kita sosialisasikan terkait Biopori. Kita akan membuat satu juta Biopori di Kota Bogor," terangnya.

Kepala Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko sebelumnya menyatakan tanaman di Kebun Raya Bogor kondisinya kritis. Hal itu karena pembangunn hotel dan mal di sekitar Kebun Raya Bogor sangat menyedot air dalam bawah tanah yang ada. Untuk itu ia meminta Pemkot Bogor mengeluarkan solusi agar air dalam bawah tanah di Kota Bogor tetap terjaga. (Ein)