Liputan6.com, Jakarta - Polri membenarkan adanya korban baru atas kasus kejahatan seksual yang terjadi di TK Jakarta International School (JIS), selain siswa A. Namun inisial korban baru ini masih dirahasiakan.
"Ada korban lain, selain (A) yang sudah dilaporkan Polda Metro Jaya. Namun kami akan koordinasikan dengan teman-teman di Bareskrim Polri," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta (26/5/2014).
Agus menyatakan laporan yang masuk ke penyidik Bareskrim pada minggu lalu itu hingga saat ini masih dipelajari.
"Saya belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari teman-teman Bareskrim. Nanti kalau ada informasi lengkap akan segera disampaikan," ujarnya.
"Apakah nanti akan ditangani atau dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, kita akan lihat perkembangannya," pungkasnya.
Sebelumnya, kuasa hukum korban JIS, yakni OC Kaligis hari ini menemui Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Suhardi Alius. Pertemuan itu untuk menyampaikan adanya korban baru. Selain itu dia juga melaporkan adanya pelaku lain yang terlibat dalam aksi kejahatan seksual terhadap bocah TK di sekolah bertaraf internasional itu.
Kekerasan dan pelecehan seksual di JIS terungkap setelah orangtua bocah A melapor ke polisi dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dia diduga disodomi oleh petugas kebersihan di sekolah elite tersebut.
Belakangan kasus ini berkembang hingga terungkap salah satu tangkapan FBI, William James Vahey, pernah mengajar di sekolah tersebut. Vahey merupakan salah satu predator paedofil yang telah meninggalkan jejaknya di berbagai dunia. Vahey bunuh diri setelah 2 hari ditangkap.
Polisi telah menetapkan 6 tersangka paedofil. Tapi salah seorang tersangka bernama Azwar tewas bunuh diri. Dia ditemukan tewas di toilet Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya, saat menjalani pemeriksaan, Sabtu 26 April. Diduga Azwar tewas akibat menenggak cairan pembersih toilet. (Ali)