Liputan6.com, Bima - Beberapa kali tembakan peringatan polisi tak menyurutkan niat warga 2 dusun di Kecamatan Woha, Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin petang. Warga Dusun Sarae dan Dusun Labali tetap menginginkan perang terbuka.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (26/5/2014), berbekal senjata tajam dan anak panah, mereka mengintai lawan-lawan yang lengah.
Massa tidak hanya saling kejar dan lempar batu. Anak panah pun bersileweran, sehingga jatuh korban. Akibatnya Jalan Lintas Talabiu-Tente yang menjadi lokasi perang tidak bisa dilalui kendaraan.
Polisi yang berada di lokasi tidak bisa berbuat banyak karena kalah jumlah dengan massa yang bentrok. Apalagi sebagian pasukan tengah menangani konflik serupa di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
3 Warga Labali dilarikan ke rumah sakit akibat terkena anak panah. Bahkan seorang korban mengalami luka cukup parah di kemaluan akibat tertembus anak panah.
Konflik ini dipicu aksi perusakan rumah seorang warga gara-gara honor pada pemilu legislatif beberapa waktu lalu belum dibayar. Pemilik rumah semula menuntut pelaku ditangkap. Namun sebelum polisi bertindak warga memilih perang antarkampung.
Hingga Senin petang polisi masih berjaga-jaga di perbatasan kedua dusun untuk mencegah kembali terjadinya perang terbuka. (Ado)
Buntut Masalah Honor Saat Pileg, 2 Dusun di Bima Bentrok
Tak hanya saling kejar dan lempar batu. Anak panah pun berseliweran hingga jatuh korban. Jalan yang jadi lokasi bentrok tak bisa dilewati.
Advertisement