Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Minggu (22/10/2023) dalam rangka memperingati Hari Santri Nadional 2023, diadakan Seminar Nasional Jaminan Kesehatan bagi Pesantren di Aula Gedung SMA Ali Maksum, Pondok Pesantren (Ponpes) Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, dilakukan pula penandatanganan kerja sama Yayasan Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak Yogyakarta dengan BPJS Kesehatan dan Pitaloka Foundation.
Baca Juga
Deklarasi pembentukan Asosiasi Kesehatan Pesantren Indonesia diketuai Ali Mahmudi dari Balai Kesehatan Masyarakat (BKM) Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta.
Advertisement
Lalu dihadiri Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Ali Maksum KH Khoirul Fuad, perwakilan Ponpes Komplek Beta Ibu Nyai Durrotun Nafisha, dan Ibu Dinazad.
Kemudian Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Yogyakarta Prabowo, serta Direktur Pitaloka Foundation Damhuri Muhammad.
Pada kesempatan itu, Rieke Diah Pitaloka sebagai Pembina Pitaloka Foundation memohon dukungan dari segenap institusi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Mohon dukungan untuk bersama memperjuangkan peraturan perundang-undangan turunan UU Pesantren dan UU Kesehatan terkait upaya memperbaiki sistem kesehatan di pesantren-pesantren seluruh Indonesia," ujar Rieke melalui keterangan tertulis, Minggu (22/10/2023).
Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Ali Maksum KH Khoirul Fuad juga menyampaikan permintaannya.
"Saya meminta BPJS Kesehatan membantu memperkuat dan mendampingi BKM di lingkup pesantren, di antaranya terkait akreditasi dan kerjasama BKM dengan BPJS Kesehatan," papar Khoirul.
Â
Komitmen BPJS Kesehatan
Hal tersebut juga sejalan dengan upaya yang menjadi komitmen BPJS Kesehatan.
"BPJS Kesehatan siap membantu memperkuat BKM Pesantren. Tiga prinsip kami adalah Jaminan Jesehatan Nasional harus mudah untuk diakses, murah dan tidak diskriminatif," kata Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti.
Hadir pada peringaran Hari Santri Nasional tersebut perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.
Sebelumnya, Hari Santri Nasional diperingati pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Melansir laman resmi NU, penetapan Hari Santri Nasional berhubungan langsung dengan peristiwa perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Hari Santri Nasional diawali atas usulan masyarakat pesantren.
Hari Santri sendiri ditetapkan sebagai momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
Â
Advertisement
Sejarah Hari Santri Nasional
Sejarah pemilihan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional juga memiliki alasan tersendiri. Awalnya Hari Santri Nasional akan ditetapkan oleh Jokowi pada tanggal 1 Muharam berdasarkan penanggalan Hijriah.
Namun ada masukan khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai pengusung utama Hari Santri Nasional. Akhirnya Hari Santri Nasional bisa diperingati setiap tanggal 22 Oktober.
Rupanya dipilihnya tanggal 22 Oktober bukan tanpa alasan. Tanggal tersebut akan mengingatkan pada perjuangan-perjuangan para santri saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tanggal 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri Nasional karena mengingatkan pada Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang dicetuskan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari. Resolusi Jihad ditandatangani pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad merupakan hasil dari penghayatan dan perenungan nilai-nilai Islam kebangsaan. Itu mengapa Resolusi Jihad merupakan bentuk perlawanan kepada para penjajah.
Inti dari Resolusi Jihad sendiri adalah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut dilakukannya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang kembali diserang oleh Sekutu. Oleh karena itu, dipilihlah tanggal 22 Oktober untuk mengingat dan mengenang sejarah resolusi jihad KH Hasyim Asy'ari.
Â
Tema Hari Santri Nasional 2023
Presiden Jokowi kemudian menetapkan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Sejak penetapan itu, setiap tahunnya Hari Santri Nasional pun dirayakan dengan berbagai kegiatan.
Peringatan Hari Santri Nasional 2023 ini, Kementerian Agama mengangkat tema "Jihad Santri Jayakan Negeri" untuk mengajak santri berjuang dengan semangat jihad seperti dilansir dari laman resmi Kemenag RI. Tema yang diangkat oleh Kemenag ini memiliki makna secara historis dan kontekstual.
Secara historis tema ini diusung untuk mengenang peran besar para santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sementara itu secara kontekstual, tema ini menegaskan peran santri untuk tetap berkontribusi aktif memajukan negeri.
Kontribusi jihad yang dilakukan oleh santri tersebut tidak selalu merujuk pada peperangan angkat senjata melainkan perjuangan melawan kebodohan. Perayaan Hari Santri Nasional 2023 ini akan diisi dengan sejumlah kegiatan meriah oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Dikutip dari laman resminya, Kemenag akan menyelenggarakan festival seni dan budaya santri bertajuk 'Festival Mahrojan'. Festival itu akan dirangkaikan dengan pameran seni rupa, malam gebyar seni budaya, serta melukis bareng Gus Men dan Gus Mus. Penyelenggaraan mahrojan itu akan berlangsung di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah hingga 22 Oktober 2023.
Advertisement