Liputan6.com, Bima - Hingga kini abu vulkanik masih terus turun di Desa Sangiang, Wera, Bima, Nusa Tenggara Barat. Desa tersebut merupakan tempat terdekat dari Pulau Sangeang tempat Gunung Sangeang Api memuntahkan material vulkanik pada Jumat 30 Mei lalu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (1/6/2014), warga mulai resah karena sulit mendapatkan masker. Saat bantuan masker datang, warga langsung berebut karena takut tidak kebagian.
Aparat TNI pun terpaksa diturunkan untuk membantu menenangkan warga. Warga Sangiang memang sangat membutuhkan masker karena udara di desa tersebut sudah dipenuhi oleh abu vulkanik.
Gunung Sangeang Api yang semula bisa dilihat dari pantai Desa Sangiang pun sudah tidak nampak karena diselimuti abu vulkanik. Hingga kini semburan abu vulkanik masih terus terjadi. Meski intensitasnya sedikit menurun dibanding hari pertama letusan.
Sementara itu, dampak semburan abu vulanik yang dimuntahkan Gunung Sangeang Api menyebabkan 20 jadwal penerbangan dari sejumlah maskapai dari Bandara Eltari Kupang, Nusa Tenggara Timur terpaksa dibatalkan.
Pihak otoritas bandara mendapat permohonan penundaan penerbangan dari Bandara Eltari ke sejumlah daerah tujuan. Ratusan penumpang pun antri mengurus pembatalan tiket di Bandara Eltari menyusul batalnya puluhan jadwal penerbangan ke sejumlah kota tujuan.
Penerbangan yang dibatalkan yakni penerbangan maskapai Garuda, Line Air, Sriwijaya Air, Susi Air dan Trans Nusa. Sementara untuk penerbangan perintis di NTT hanya beroperasi untuk tujuan Pulau Alor dengan maskapai Trans Nusa.
Abu Vulkanik Masih Turun, Warga Sangiang Berebut Masker
Gunung Sangeang Api yang semula bisa dilihat dari pantai Desa Sangiang pun sudah tidak nampak karena diselimuti abu vulkanik.
Advertisement