Sukses

Gaji Belum Dibayar, Ratusan Pramudi Bus Sekolah Mogok Kerja

Para pramudi tidak dapat mengetahui kapan tanggal pasti mereka mendapatkan upah.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan pramudi bus sekolah mogok kerja. Mereka mogok karena gaji April baru dibayar setengahnya. Sedangkan, gaji bulan Mei belum juga dibayar.

Seorang pramudi bus sekolah, JS (47) mengatakan, sistem pembayaran gaji para pramudi bus sekolah selama ini memang tidak jelas. Para pramudi tidak dapat mengetahui kapan tanggal pasti mereka mendapatkan upah.

"Tanggalnya nggak tentu. Tapi yang pasti di atas tanggal 10. Malah pernah tanggal 20 baru dibayar," kata JS saat ditemui di kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bus Sekolah, Jakarta Timur, Selasa (3/6/2014).

Sebenarnya, para pramudi menerima upah Rp 180 ribu per hari, sedangkan kernet Rp 150 ribu per hari. Itu pun masih harus dipotong pajak 5%. Pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bus Sekolah membayar pramudi dan kernet Rp 50 ribu per hari. Sisanya dibayar per bulan.

"Mereka bilangnya itu uang makan. Mana ada uang makan ikut dipotong pajak. Sudah gitu, kalau bayar gaji pasti malam. Ngantre tanda tangan satu-satu, sampai tengah malam. Sedangkan besok paginya harus kerja lagi," ujarnya.

Untuk gaji April, menurut JS, pramudi memang sudah dibayar uang makan. Tapi, untuk sisa pembayaran upah, baru dibayar setengahnya. "Kita memang bayarannya per hari. Jadi dari 20 hari kerja, baru dibayar 11 hari," lanjutnya.

Persoalan lain, para pramudi dan kernet ini tidak pernah mendapat jaminan kerja seperti Jamsostek, jaminan kesehatan, dan tunjangan hari raya (THR). Padahal, mereka sudah bekerja bertahun-tahun. "Selama bertahun-tahun kerja, THR baru sekali dikasih, sisanya nggak pernah terima," ungkapnya.

JS dan ratusan pramudi serta kernet lainnya kini luntang-lantung. Status kerjanya tidak jelas. Pada Januari memang sudah ditandatangani kontrak kerja selama 3 bulan. Tapi, hingga bulan Juni belum ada kejelasan status kerja.

Karena berbagai masalah itu, ratusan pramudi dan kernet berbondong-bondong mendatangi kantor UPT Bus Sekolah dan memilih mogok kerja pada Selasa pagi. Pihak UPT Bus Sekolah akhirnya memanggil satu per satu para pramudi dan kernet ke kantor.

"Di atas tadi nggak bilang apa-apa. Mereka cuma janji akan dikasih sisa gaji yang belum dibayar itu malam ini," kata JS.

Setelah pertemuan itu, diputuskan sebagian armada bus sekolah dioperasikan. Dari ratusan bus yang harusnya bisa beroperasi, hanya 30 bus yang beroperasi untuk melayani 16 trayek di seluruh Jakarta.

Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Bus Sekolah Nurhayati Sinaga bersikukuh tidak ada masalah karena bus tetap beroperasi.

"Sudah jalan kok. Itu buktinya sudah ada yang jalan. Tidak ada masalah. Saya buru-buru mau ada pertemuan dengan DTKJ (Dewan Transportasi Kota Jakarta)," ujar Nurhayati sambil bergegas masuk ke mobil dinas dan berlalu. (Sss)

Video Terkini