Sukses

Dalami Aksi Anarkis Yogyakarta, Polisi Periksa 18 Saksi

Selain pemeriksaan saksi, polisi juga masih mengejar dan menyelidi dugaan pelaku lainnya, serta mengamankan lokasi kejadian.

Liputan6.com, Jakarta Polri masih mendalami para saksi terkait tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang, kepada jemaat yang sedang melakukan kegiatan rohani di rumah Julius Felicianus, Sleman, DIY, Kamis 29 Mei 2014 malam. Setidaknya polisi telah memeriksa 18 saksi dan menetapkan seorang tersangka bernama Kholik, yang tak lain adalah tetangga korban.

"Ada 18 saksi yang telah diperiksa, di antaranya keluarga korban dan tetangga," ujar Kabidpenmas Polri Brigjend Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Boy menjelaskan, selain pemeriksaan saksi, Polres Sleman dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta juga masih mengejar dan menyelidi dugaan pelaku lainnya, serta mengamankan lokasi kejadian.

Namun, kata Boy, polisi masih merahasiakan asal kelompok pelaku yang melakukan penyerangan di rumah Julius. "Kami sedang mencari, apakah ini per orangan atau kelompok. Namun yang jelas ini adalah kelompok yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya.

Boy menyarankan agar masyarakat tak mudah terprovokasi terkait kasus ini. Sebab, alasan apapun segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan.

Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus di Kompleks perumahan STIE YKPN No 07 Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diserang sekelompok orang berjubah, Kamis 2 Juni malam.

Penyerangan ini terjadi sebanyak 2 kali. Penyerangan pertama terjadi pukul 20.30 WIB dan penyerangan kedua terjadi pukul 21.20 WIB. Penyerangan dan penganiayaan pertama terjadi ketika rumah Julius sedang dilangsungkan ibadah doa rosario.

Julius yang sedang berada di luar rumah mengetahui penyerangan itu dari anaknya, kemudian kembali ke rumahnya. Selang 10 menit kemudian, belasan orang yang mengenakan jubah kembali datang. Mereka datang mengendarai sepeda motor.

Mereka lalu menganiaya Julius dengan memukuli dan menginjak-injak. Kepalanya robek akibat ditimpa pot tanaman. Tidak hanya Julis, sejumlah jemaat yang saat itu sedang beribadah juga mengalami penganiayaan.

Bahkan salah satu wartawan bernama Michael mengalami luka pukul di kepala. Pelaku yang berjumlah 4 orang itu langsung merampas handycam dan memukulnya.

Akibat penyerangan itu, kondisi rumah seperti jendela rusak. Beberapa motor milik jemaat yang terparkir di halaman rumah juga dalam keadaan jatuh. (Mut)