Liputan6.com, Jakarta PT MRT Jakarta hari ini meresmikan pengoperasian halte busway Karet Baru yang berada di depan Hotel Le Meridien, Jakarta.
Halte ini memiliki desain yang lebih panjang dibandingkan halte biasa. Mengingat halte Karet baru ini adalah bentuk konsekuensi pentupan 2 halte, yaitu halte Setiabudi dan halte Karet lama.
Meski memiliki ukuran yang lebih besar, namun halte Karet Baru tersebut tidak mendukung bagi para penumpang cacat atau yang terbiasa menggunakan kursi roda.
"Memang ukuran lebih lebar tapi para penyandang cacat tidak bisa ke sini. Jembatan ke sini itu kan yang digunakan jembatan penyeberangan lama, terlalu curam, dan bentuknya tangga," kata seorang penumpang Bambang saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (6/6/2014).
Baambang menambahkan, dirinya sebenarnya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh manajemen MRT Jakarta yang bertanggung jawab menyediakan halte pengganti dari 2 halte yang ditutup.
"Tapi bagus apa yang dilakukan mereka (MRT), itu berarti mereka paling tidak bertanggung jawab," ujar Bambang.
Hal sama juga diungkapkan penumpang lainnya, Utari. Dia menilai dengan penggantian halte baru dengan ukuran yang lebih lebar ini menambah kenyamanan para penumpang.
"Kalau lebih besar begini kan kalau antre lebih nyaman. Di sisi lain loketnya juga lebih banyak, tidak cuma satu," ucap Utari.
Halte busway Karet Baru memiliki panjang sekitar 45 meter dan lebar 5 meter. Terdapat 6 pintu pada masing-masing sisi, sehingga memungkinkan halte melayani 2 bus TransJakarta pada saat bersamaan untuk naik-turun penumpang secara berurutan pada waktu bersamaan.
Selain itu desain halte yang sebagian besar terbuka ini membuat bangunan menjadi lebih hemat energi dan lebih leluasa karena pertukaran udara yang lebih luas.
Halte Busway Karet Baru Tak Bersahabat untuk Penyandang Cacat
"Jembatan ke sini itu kan yang digunakan jembatan penyeberangan lama, terlalu curam, dan bentuknya tangga," kata Bambang.
Advertisement