Liputan6.com, Pontianak: Kehidupan sehari-hari masyarakat etnis Dayak tak lepas dari senjata sumpit. Pasalnya, senjata tersebut kerap digunakan saat berburu binatang di hutan dan sebagai peralatan perang. Namun, sejak 15 tahun terakhir, sebagian warga Dayak menjadikannya sebagai olah raga tradisional. Dengan begitu, generasi muda Dayak tak melupakan tradisi memainkan sumpit. Hal itu dikemukakan Ketua Panitia Pekan Pagelaran Seni dan Budaya Dayak Kalimantan Barat Yohanes Bambang di Pontianak, baru-baru ini.
Menurut Yohanes, sumpit yang digunakan terbuat dari kayu ulin atau belian sepanjang dua meter. Layaknya panah, senjata khas Dayak itu juga mempunyai anak sumpit yang disebut damak. Di perkampungan Dayak, damak dilumuri racun dari getah kayu ipoh pada bagian ujungnya. Hal ini dimaksudkan untuk melumpuhkan buruannya. Saat ini, sejumlah seniman Dayak mengusulkan kepada komite Olah Raga Nasional Indonesia agar menyumpit diakui sebagai permainan khas Kalimantan.(SID/Amien Alkadrie)
Menurut Yohanes, sumpit yang digunakan terbuat dari kayu ulin atau belian sepanjang dua meter. Layaknya panah, senjata khas Dayak itu juga mempunyai anak sumpit yang disebut damak. Di perkampungan Dayak, damak dilumuri racun dari getah kayu ipoh pada bagian ujungnya. Hal ini dimaksudkan untuk melumpuhkan buruannya. Saat ini, sejumlah seniman Dayak mengusulkan kepada komite Olah Raga Nasional Indonesia agar menyumpit diakui sebagai permainan khas Kalimantan.(SID/Amien Alkadrie)