Sukses

Suara Unpad Soal Mahasiswi Malaysia Korban Penyekapan

Rektor Unpad Ganjar Kurnia mengatakan, pihaknya menyerahkan segala bentuk penyelidikan kepada pihak kepolisian yang berwenang.

Liputan6.com, Bandung - Pihak Universitas Padjadjaran (Unpad) selaku lembaga pendidikan dimana JS mencari ilmu, akhirnya angkat suara terkait kasus dugaan penyekapan, penculikan dan pemerkosaan yang menimpa mahasiswi asal Malaysia semester dua jurusan Kedokteran tersebut.

Rektor Unpad Ganjar Kurnia mengatakan, pihaknya menyerahkan segala bentuk penyelidikan kepada pihak kepolisian yang berwenang dalam menangani kasus dan turut bertanggung jawab serta membantu untuk mempermudah kasus ini terungkap.

"Urusan sudah bukan urusan kami tapi ini sudah masuk ranah hukum. Orang tua datang (ke Indonesia) kita urus. Dokter kita siapkan, ini adalah bentuk tanggung jawab kami," kata Ganjar di Bandung, Selasa (10/6/2014).

Pihaknya, sambung Ganjar, tidak mau berkomentar banyak terkait pernyataan Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan terkait dugaan laporan dan keterangan rekayasa yang diutarakan JS kepada penyidik kepolisian.

"Soal rekayasa atau tidak kami tidak tahu, biar itu saya serahkan pada Polda Jabar saja. Ya kalau memang rekayasa. Ya sudahlah," ucapnya.

Disinggung soal statusnya JS yang telah kembali ke Malaysia, orang nomor 1 di Unpad ini menyatakan korban masih menjadi mahasiswi. Namun untuk kepastian apakah JS akan melanjutkan pendidikannya belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan.

"Status anaknya masih (mahasiswi Unpad), tapi masalahnya dia tidak ada di sini (Indonesia). Kita lihat dulu apakah mau terus atau tidak. Tapi prinsip dasarnya kita sepakat kalau memang mau terus kita berikan kesempatan," ujarnya.

Disinggung keseharian JS, Ganjar menuturkan bahwa mahasiswi asal Negeri Jiran itu tidak terlalu pandai. Dengan perolehan nilai IPK di bawah 2. Namun JS memiliki paras yang cantik. "Ini IPK-nya hanya 1,7 dan geulis (cantik)," ucap Ganjar. (Ein)

Video Terkini