Liputan6.com, Banyuwangi - Warga lingkungan Cungking, Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai ritual unik menjelang bulan puasa. Yaitu ritual resik lawon atau membersihkan kain kafan. Ritual dimulai dengan warga berjalan menuju sungai sejauh 2 kilometer sambil membawa 100 meter kain kafan untuk dicuci.
Seperi ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (13/6/2014), kain kafan yang dicuci merupakan penutup makam petilasan leluhur warga setempat, Ki Buyut Cungking.
Warga setempat mempercayai kain kafan tersebut dapat menjadi media untuk mendapat keberkahan. Mereka menggunakan air perasan kain kafan untuk mencuci muka, memandikan anak-anak, bahkan untuk diminum.
Setelah dicuci, kain kafan tersebut dijemur secara gotong-royong. Sambil menunggu kain kering, warga berkumpul di salah satu rumah keturunan Ki Buyut Cungking sambil menjahit kain kafan lain yang rusak dan diganti baru.
Setelah kering kain kafan diturunkan untuk dipasang kembali di tempat petilasan. Warga harus berhati-hati saat menurunkan kain kafan karena tidak boleh menyentuh tanah.
Meski tidak masuk dalam agenda wisata pemerintah setempat, warga tetap terus mempertahankan ritual warisan para leluhurnya sejak ratusan tahun itu. Selain untuk menjaga dan merawat makam leluhur, ritual juga dimaknai sebagai media membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan atau bulan suci bagi umat muslim. (Rmn)
Jelang Bulan Puasa, Warga Banyuwangi Gelar Ritual Resik Lawon
Warga menggunakan air perasan kain kafan tersebut untuk mencuci muka, memandikan anak-anak dan untuk minum.
Advertisement