Sukses

Ancaman Kuda Hitam Piala Dunia

Keberhasilan Taegeuk Warriors menyingkirkan Italia dan Spanyol masuk dalam momen paling mengejutkan dalam sejarah Piala Dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Matanya berkaca-kaca. Gianluigi Buffon tertunduk lesu, bingung harus berbuat apa. Kiper Italia itu tak percaya negaranya disingkirkan Korea Selatan di perdelapan final Piala Dunia 2002.

Buffon tak habis pikir. Bagaimana mungkin negaranya yang punya tradisi juara disingkirkan tim medioker seperti Korsel.

Sambil bersandar di tiang gawang, Buffon duduk termenung. "Ini tak bisa dimengerti," begitu kira-kira yang ada di benaknya. Gol tandukan Ahn Jung-Hwan di masa extra time gagal ia tahan, sehingga Gli Azzurri akhirnya tersingkir.

Meski sempat unggul melalui Christian Vieri, namun Italia akhirnya harus pulang setelah Korsel membalas melalui Seol Ki-Hyeon dan Ahn Jung-Hwan.



Usai melibas Italia, Korsel kembali membuat dunia terkejut saat menyingkirkan Spanyol di perempat final. Negeri Gingseng menang adu penalti 5-3 atas Tim Matador, setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit.

Menariknya, dalam babak tos-tosan, semua penendang penalti Korsel menembak ke pojok kiri bawah gawang Iker Casillas. Tim besutan Guus Hiddink itu seperti sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi babak adu penalti.



Di semifinal, laju Korsel akhirnya dihentikan Jerman lewat gol semata wayang Michael Ballack. Meski tersingkir, apa yang dilakukan Korsel terhitung luar biasa. Tak ada yang menyangka Negeri Gingseng bisa melangkah begitu jauh.

Keberhasilan Taegeuk Warriors menyingkirkan Italia dan Spanyol masuk dalam momen paling mengejutkan dalam sejarah turnamen empat tahunan tersebut. 

Sulitkan Tim Unggulan

Bukan hanya Korsel yang mampu membuat kejutan di Piala Dunia. Hampir di setiap Piala Dunia, selalu ada tim yang membalikkan semua prediksi. Hal ini pernah dilakukan Kamerun (1990), Swedia (1994), Kroasia (1998), Portugal (2006) dan Uruguay (2010).

Pada 1990, Kamerun yang saat itu baru kali kedua lolos ke Piala Dunia, berhasil menembus babak perempat final. The Indomitable Lions mengalahkan Argentina (juara bertahan), Rumania dan Kolombia. Sayang, langkah Roger Milla dan kawan-kawan dihentikan Inggris di babak delapan besar.

Sekitar 20 tahun lalu, giliran Swedia yang membuat dunia terpana. Tomas Brolin dan kawan-kawan melaju ke babak empat besar. Sepanjang turnamen, tim berjuluk Blagult itu mengalahkan Arab Saudi, Rusia dan Rumania. Langkah mereka baru bisa dihentikan Brasil yang akhirnya keluar sebagai juara.

Sementara pada 1998, Kroasia juga mencatatkan prestasi yang sama. Tim berjuluk Vatreni itu lolos ke semifinal dengan mengalahkan Jamaika, Jepang, Rumania dan Jerman yang saat itu berstatus juara Eropa.

Tak tanggung-tanggung, Kroasia menang telak 3-0 atas Tim Panser di perempat final lewat gol Robert Jarni, Goran Vlaović dan Davor Suker. Kesuksesan Kroasia ini tak lepas dari ketajaman Suker yang akhirnya keluar sebagai top skor turnamen dengan enam gol.

Pada 2006, giliran Portugal yang membuat sensasi. Meski mengandalkan pemain tua seperti Luis Figo dan Manuel Rui Costa, namun Portugal masih sanggup lolos ke babak empat besar. Mereka sukses mengalahkan Angola, Iran, Meksiko, Belanda dan Inggris. Sayangnya, langkah Seleçao das Quinas dihentikan Prancis di semifinal. Portugal kalah karena kegemilangan maestro Les Bleus, Zinedine Zidane.

Terakhir pada 2010, Uruguay yang lolos ke empat besar. Diego Forlan menjadi bintang di tim ini. Ia tak hanya melesakkan lima gol, tapi juga terpilih sebagai Pemain Terbaik. Sepanjang turnamen, Uruguay sukses membungkam Afrika Selatan, Meksiko, Korea Selatan dan Ghana. Uruguay mengakhiri turnamen di peringkat empat setelah kalah 2-3 dari Jerman pada perebutan tempat ketiga.

Untuk tahun ini, kejadian yang sama bisa terulang. Brasil, Argentina, Spanyol, dan Italia memang masih diunggulkan untuk meraih trofi Piala Dunia. Namun, beberapa tim berpotensi melanjutkan tradisi kuda hitam.

Hal ini dikarenakan banyak tim, yang memang tak masuk unggulan, diisi pemain-pemain yang diandalkan klub-klub besar. Sebut saja Portugal, Belgia, Bosnia-Herzegovina, Uruguay, dan Kroasia.

Skuat Portugal saat ini banyak diisi pemain-pemain top di klub besar Eropa. Bahkan, Pelatih Belanda Louis van Gaal menyebut faktor Cristiano Ronaldo membuat Seleccao das Quinas menjadi penantang terkuat. "Dia bisa meningkatkan level permainan tim. Itu membuat Portugal menjadi kendidat terkuat," kata Van Gaal.

Selain itu, skuat Belgia pun diisi pemain-pemain yang saat ini sedang meroket di klubnya masing-masing. Kiper Simon Mignolet (Liverpool), Thibaut Courtois (Atletico Madrid), Eden Hazard (Chelsea), Vincent Kompany (Manchester City), hingga Romelu Lukaku (Everton) kini menjadi pemain yang paling ditakuti di Eropa. Lihat [INFOGRAFIS: Kuda Hitam Piala Dunia]

Namun, sampai sejauh mana mereka mampu melangkah di Brasil nanti? Kita tunggu saja kejutan-kejutan dari mereka.

2 dari 2 halaman

1. 5 Calon Kuat Kuda Hitam

5 Calon Kuat Kuda Hitam

Ada lima tim yang berpotensi membuat kejutan. Bukan tidak mungkin mereka jadi juara. Kelima tim itu adalah Portugal, Uruguay, Belgia, Kroasia dan Bosnia-Herzegovina.

Mereka diprediksi bisa melangkah jauh, sekaligus mematahkan dominasi unggulan seperti Brasil (tuan rumah), Spanyol (juara bertahan), Jerman, Argentina, Italia, Belanda, Prancis dan Inggris.

1. Portugal

Portugal layak dilabeli kuda hitam. Bagaimana tidak, mereka memiliki pemain terbaik dunia di dalam skuat yakni Cristiano Ronaldo.

CR7 jadi aktor protagonis yang meloloskan Seleçao das Quinas ke Brasil. Bintang Real Madrid itu melesakkan empat gol yang menentukan kemenangan 4-2 atas Swedia di babak playoff.

Di Grup G, Portugal akan bersaing dengan Jerman, Ghana dan Amerika Serikat. Ronaldo dan kawan-kawan dijagokan untuk mendampingi Jerman ke babak 16 besar.

Bintang: Cristiano Ronaldo



Ronaldo sudah memulai kariernya di Timnas Portugal sejak jenjang 17 tahun. Ia sudah bermain di 100 laga bersama Timnas Senior Portugal sejak 2003 dengan mencetak 49 gol.

Pemain terbaik dunia 2013 ini memulai karier sepakbola profesionalnya di Sporting Lisbon. Ia kemudian pindah ke Manchester United pada 2003 setelah Sir Alex Ferguson tercengang dengan permainan Ronaldo dalam laga persahabatan yang berakhir 3-1 untuk kemenangan Lisbon.

Bersama MU, Ronaldo merasa trofi juga Liga Premier League sebanyak tiga kali dan trofi Liga Champions 2007/2008. Juli 2009, Ronaldo pindah ke Real Madrid dengan nilai transfer Rp 1,3 triliun. Ini kali kedua Madrid membeli pemain dengan memecah rekor transfer setelah sebelumnya membeli Zinedine Zidane dari Juventus.

Saat itu, banyak yang mempertanyakan apakah pemain berjuluk CR7 itu pantas dihargai senilai itu. Namun, Ronaldo telah membuktikan dirinya memang pantas dihargai senilai itu. Ia telah mencetak 168 gol dari 156 penampilannya bersama Real Madrid. Hingga kini, Ronaldo kurang lebih telah mencetak 246 gol untuk Marid di semua ajang kompetisi.

2. Uruguay

Meski kalah di laga pertama melawan Kosta Rika, Uruguay diyakini masih bisa lolos jika mampu mengalahkan Inggris dan Italia. Perlu dicatat, senjata andalan Uruguay, Luis Suarez, belum bermain saat menghadapi Kosta Rika.

Jika Suarez sudah kembali, maka Uruguay akan kembali ke permainan terbaiknya. Duet Suarez dengan Edinson Cavani adalah mimpi buruk lawan-lawan Uruguay di Grup D.

Bintang: Luis Suarez



Di usianya yang masih 27 tahun, Suarez sudah memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak bagi Uruguay. Dia telah mencetak 38 gol dan 77 penampilan. Dan torehan golnya masih bisa bertambah mengingat ketajamannya yang terus meningkat musim ini.

Suarez memulai debutnya bersama Uruguay sejak 2007. Namun dia sudah mengikuti empat turnamen besar untuk negaranya, yakni Piala Dunia 2010, Copa America 2011, Olimpiade 2012, dan Piala Konfederasi 2013.

Momen yang paling diingat dari Suarez adalah saat dia sengaja melakukan handsball di perempat final Piala Dunia 2010 melawan Ghana. Pengorbanannya tidak sia-sia karena Uruguay akhirnya finis di peringkat empat dalam turnamen itu.

Kini Suarez datang ke Brasil dengan optimisme tinggi. Selain berpredikat sebagai top skor Liga Primer, ia juga menjadi pemain terbanyak yang mencetak gol di babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Amerika Selatan.

3. Belgia

Tim yang satu ini memiliki deretan bintang-bintang muda terbaik Eropa. Mulai dari Marouane Fellaini (Manchester United), Vincent Kompany (Manchester City), Kevin Mirallas (Everton), Romelu Lukaku (Chelsea) dan Eden Hazard (Chelsea).

Pada ajang Piala Dunia 2014, Belgia berhasil lolos usai menjadi pemuncak di Grup A babak kualifikasi Zona Eropa. Dari 10 laga yang dilakoni Belgia di babak kualifikasi, mereka mencatatkan delapan kemenangan dan hanya menelan dua hasil imbang atas Kroasia dan Wales.

Berkat hasil tersebut, Belgia berhak lolos ke fase grup Piala Dunia. Di Brasil, Belgia tergabung di Grup H bersama Aljazair, Rusia dan Korea Selatan.

Bintang: Eden Hazard



Hazard memiliki gaya bermain yang cepat dan taktikal. Kepiawaiannya mengolah si kulit bundar menjadikannya sebagai pemain muda yang kini disejajarkan dengan pemain sekelas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Hazard memulai debut pertamanya untuk tim nasional Belgia senior pada tahun 2008 silam. Hingga saat ini ia telah mencetak lima gol dari 42 penampilannya bersama timnas Belgia.

Karier Hazard di klub terbilang cemerlang, ia memulai karir profesional seniornya bersama klub asal Prancis Lille di tahun 2007 hingga 2012. Bersama Lille ia turut menyumbangkan gelar Ligue 1 dan Coupe de France di musim 2010/2011 lalu.

Di musim 2012/2013 Hazard dipinang Chelsea dengan mahar sebesar 40 juta pounds atau setara Rp 767 miliar. Bersama The Blues ia turut menyumbangkan gelar UEFA Europa League di musim 2012/2013. Hingga saat ini pemuda 23 tahun tersebut telah mencetak 23 gol dari 67 penampilannya bersama Chelsea.


4. Kroasia

Pada laga perdana, Kroasia memang kalah 1-3 dari Brasil. Namun, tim besutan Niko Kovac sebenarnya tampil cukup baik. Mereka hanya kurang beruntung karena Tim Samba mendapatkan penalti kontroversial.

Tim berjuluk Vatreni itu diyakini tetap bisa melangkah ke babak perdelapan final, dengan catatan mampu mengalahkan Meksiko dan Kamerun di laga berikutnya. Jika itu terjadi, maka Kroasia berpotensi untuk mengulang sukses 1998 yakni lolos hingga semifinal.

Bintang: Luka Modric



Modric merupakan pengatur serangan andal di tim dan sedang memasuki masa emas dalam kariernya. Menjalani debut sejak 2006, Modric telah mengikuti tiga turnamen besar. Yakni Piala Dunia 2006, dan Piala Eropa 2008, dan 2012. Bahkan di Piala Eropa 2008, namanya masuk dalam daftar pemain terbaik turnamen.

Prestasi itu jelas membanggakan, karena dia menjadi pemain Kroasia kedua yang pernah mendapatkannya setelah Davor Suker. Sejauh ini Modric telah mencetak delapan gol dari 71 kali penampilan bersama timnas.

Dan dengan performa terbaiknya sepanjang musim ini, maka Modric dipastikan menjadi andalan agar Kroasia lolos dari grup A. "Modric pemain luar biasa, dia bisa bermain dalam banyak posisi," kata Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

5. Bosnia-Herzegovina

Ini adalah Piala Dunia pertama bagi Bosnia-Herzegovina. Namun demikian, Bosnia memiliki kemampuan untuk menorehkan prestasi. Sebab, negara pecahan Yugoslavia itu telah mendemonstrasikan kemampuannya di penyisihan grup.

Bosnia memenangi delapan dari sepuluh pertandingan, dan hanya kalah sekali selama babak kualifikasi. Mereka juga melesakkan 30 gol yang merupakan terbaik keempat dalam kualifikasi zona Eropa.

Bintang: Edin Dzeko



Dzeko adalah senjata utama Bosnia di Piala Dunia. Pemain 28 tahun itu telah menunjukkan ketajamannya selama babak kualifikasi.

Dalam 10 pertandingan babak kualifikasi, Dzeko mampu melesakkan 10 gol. Ia hanya kalah satu gol dari Robin van Persie yang merupakan top skor kualifikasi Piala Dunia zona Eropa.

Penampilan Dzeko bersama klubnya Manchester City musim lalu juga cukup bagus. Ia mencetak 26 gol dalam 46 pertandingan. Lihat: [INFOGRAFIS: Kuda Hitam Piala Dunia]

Video Terkini