Liputan6.com, Surabaya - Penutupan lokalisasi Dolly yang bakal dilaksanakan pada Rabu 18 Juni 2014 malam akan mendapat perhatian khusus dari aparat kepolisian dan TNI. Sebanyak 1.000 personel gabungan TNI-Polri disiagakan di Islamic Center, tempat dilangsungkannya deklarasi penutupan lokalisasi terbesar se Asia Tenggara tersebut.
Menurut Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Setija Junianta menjelaskan bahwa pihaknya mem- back up Polda Jatim dan TNI AD yang akan melaksanakan pengamanan deklarasi penutupan Dolly itu. Personel yang diterjunkan dari Polrestabes Surabaya ialah 900 anggota yang dibantu TNI AD sebanyak 100 personel. Nantinya, fokus pengamanan dilakukan TNI-Polri yakni di Gedung Islamic Center dan di Kelurahan Putat Jaya.
"Fokus pengamanan dilakukan di Gedung Islamic Center. Sebab, deklarasi ini rencananya dihadiri oleh Mensos, Gubernur Jatim, dan Wali Kota Surabaya," tutur Setija di Surabaya, Selasa (17/6/2014).
Dia menambahkan bahwa dengan adanya tamu VIP, pihaknya mengutamakan pengamanan di Gedung Islamic Center. Selain itu, Setija mengharapkan deklarasi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
"Selain pengamanan utama di Islamic Center, sejumlah personel juga kami siagakan di Kelurahan Putat Jaya," tandas Setija.
Lokalisasi Dolly akan ditutup sehari lebih cepat, yakni pada 18 Juni 2014 besok. Penutupan ini pun mengundang reaksi pro dan kontra dari sejumlah masyarakat.
Meski begitu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menjamin, kebijakannya menutup lokalisasi Dolly itu tidak akan mengandung aksi pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Ia berjanji anak-anak yang berada di Gang Dolly, bisa mendapat masa depan yang lebih baik setelah lokalisasi diberhentikan operasinya.
Selain itu, Risma mengatakan warga, pekerja seks komersial atau PSK, dan mucikari juga diberi pelatihan keterampilan agar mereka bisa hidup dengan kursus tersebut. Bahkan, mereka juga diberi modal untuk membuka usaha. (Ans)