Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mendukung langkah Walikota Surabaya Tri Rismaharani atau Risma untuk menutup lokaliasi Dolly. Surabaya sebagai Kota Pahlawan, lanjut Hidayat, jangan sampai ternodai dengan lokalisasi.
"Masak prestasinya Surabaya sebagai lokalisasi terbesar dan itu Kota Pahlawan loh. Jangan dinodai," ujar Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Ia meyakini penolakan dari penghuni yang berada di Gang Dolly itu tak akan terlalu berpengaruh dan sesuai rencana tetap ditutup. Keberhasilan menutup lokalisasi sudah dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
"Dulu Sutiyoso juga pernah hilangkan lokalisasi Kramat Tunggak. Sebagai negara Pancasila, masalah ini harus diselesaikan," ucap Hidayat.
Selain itu, mantan Ketua MPR tersebut mendengar dari Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, lokasi tersebut akan disulap jadi sentra bisnis. "Saya dengar akan dibangun lahan usaha 6 lantai," tandas Hidayat.
Dalam penutupan itu, 1.000 personel gabungan TNI-Polri disiagakan di Islamic Center, tempat dilangsungkannya deklarasi penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Menurut Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Setija Junianta menjelaskan pihaknya mem-back up Polda Jatim dan TNI AD yang akan mengamankan deklarasi penutupan Dolly itu. Personel yang diterjunkan dari Polrestabes Surabaya ialah 900 anggota dan dibantu TNI AD sebanyak 100 personel.
Gang Dolly yang berdekatan dengan kompleks Lokalisasi Jarak di Kecamatan Sawahan itu kini dihuni sebanyak 1.080 pekerja seks komersial (PSK) dan 300 mucikari. Mereka berbaur bersama sekitar 400 warga setempat. (Sss)
Hidayat PKS: Kota Pahlawan Jangan Dinodai Lokalisasi Dolly
Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mendukung langkah Walikota Surabaya Tri Rismaharani atau Risma untuk menutup lokalisasi Dolly.
Advertisement