Liputan6.com, Jakarta Ancaman bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau makin nyata. Pada Sabtu 21 Juni pukul 07.00 WIB berdasarkan pantauan satelit Terra-Aqua hotspot di Riau ada sebanyak 250 titik. Sehari sebelumnya ada 80 hotspot.
Dari 250 hotspot tersebar di Rokan Hilir 157, Bengkalis 39, Dumai 16, Rokan Hulu 11, Pelalawan 9, Kampar 8, Inhil 5, Kuansing 4 dan Siak 1. Jarak pandang di Rengat 3 km, Pelalawan dan Dumai 6 km, dan Pekanbaru 8 km.
"Cuaca diperkirakan akan semakin kering. Hal ini akan dapat memicu meningkatnya hotspot," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (21/6/2014).
Pola hotspot di Sumatera berdasarkan data tahun 2006-2013, tutur Sutopo, dominan pada Juni-Oktober dengan puncak pada Agustus dan Oktober. Kunci mengatasinya adalah penegakan hukum.
"Lahan gambut jika sudah terbakar akan susah dipadamkan. Antisipasi lebih efektif dibandingkan pemadaman," sebut Sutopo.
Dampak karlahut di Riau, menurut dia, selalu besar. Sebagai ilustrasi, dampak karhutla di Riau selama 26 Februari 2014 hingga 4 April 2014, kerugian ekonomi mencapai Rp 20 triliun, 2.398 hektar cagar biosfer terbakar, 21.914 hektar lahan terbakar, 58.000 orang terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), sekolah diliburkan, hampir 6 juta jiwa terpapar asap dan lainnya.
Untuk mengatasi kebakaran itu, sambung dia, BNPB telah mengeluarkan Rp 134 miliar, mengerahkan 4.931 personel gabungan, 11 helikopter dan pesawat. Sejak 4 April 2014, penanggung jawab pengendalian karlahut ada di tangan Gubernur Riau.
"BNPB tetap mendampingi Pemda Riau dengan tetap melakukan operasi modifikasi cuaca dan menempatkan 3 helikopter water bombing hingga hari ini," kata Sutopo.
Kepala BNPB Syamsul Maarif, jelas Sutopo, telah memerintahkan Deputi Penanganan Darurat BNPB mengambil upaya memperkuat BPBD Riau dan provinsi lain. Kapolda Riau juga telah memerintahkan jajaran kepolisian di polres/polsek daerah Riau untuk membantu memadamkan dan memburu para pembakar lahan. Juga mengajak bupati/walikota agar lebih peduli menanggulangi karlahut. (Sss)
Waspada Bencana Asap, Hotspot di Riau Terus Meningkat
"Cuaca diperkirakan akan semakin kering. Hal ini akan dapat memicu meningkatnya hotspot."
Advertisement