Sukses

Sultan HB X: Kontrol Laut, Indonesia Cerdas Siasati Geopolitik

Indonesia mampu menjaga kekuatan lautnya dengan tidak membiarkan kapal asing berkeliaran bebas begitu saja.

Liputan6.com, Denpasar - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada Sri Sultan Hamengku Buwono X mengakui Pemerintah Indonesia cerdas menyiasati geopolitik dan geostrategis dalam mengontrol kapal-kapal asing di alur laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

"Saya bangga Indonesia mampu mengontrol sendiri titik kunci keluar masuk kapal asing ke ALKI yang secara geopolitik sangat dikhawatirkan oleh negara-negara lain," kata Sultan HB X di Denpasar, Bali, Sabtu (21/2014).

Ia menuturkan bahwa Indonesia mampu menjaga kekuatan lautnya dengan tidak membiarkan kapal asing berkeliaran bebas begitu saja tanpa seizin pemerintah dan TNI-Polri.

Karena itu, untuk mencegah pelemahan dan pemandulan dari pihak asing, pemerintah sudah cukup tegas dalam mengambil sikap untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika TNI-Polri kita lemah, akan banyak kapal asing melakukan pengambilan ikan secara ilegal di ALKI," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan rezim hukum laut Internasional (UNCLOS) 1982 yang diratifikasi ke dalam UU 17/1985, imbuh Sultan, ALKI menjamin perlintasan bagi kapal asing termasuk armada militer dapat beroperasi secara normal.

"Kesepakatan tersebut bisa saja menguntungkan di satu sisi saja. Namun, sisi buruknya bisa banyak," kata Sri Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

UNCLOS hanya memperbolehkan penutupan sementara di suatu negara apabila terjadi gangguan keamanan nasional. "Namun, konsekuensinya harus menyediakan alur alternatif sebagai penggantinya," katanya.

Ia mengatakan perlu ada kerja sama khusus dengan negara ASEAN khususnya Singapura, Filipina, dan Vietnam karena memiliki posisi strategis dalam hal gangguan dari negara lain. "Hal ini bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI," pungkas Sultan HB X. (Ant/Ans)