Sukses

Ahok: Anak Sekolah Mau Jadi Jagoan, Keluar Saja

Arfiand meninggal usai mengikuti ekstrakulikuler pencinta alam. Ia diduga meninggal akibat dianiaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan siswa sekolah kembali bermunculan. Kasus terakhir yang muncul, yakni meninggalnya siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3, Setiabudi, Jakarta Selatan, Arfiand Caesary Alirhami. Arfiand meninggal usai mengikuti ekstrakulikuler pencinta alam. Diduga, ia meninggal akibat dianiaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak habis pikir dengan kelakuan siswa negeri yang melakukan tindak kejahatan. Terlebih mereka sekolah dengan uang negara. Karena itu Ahok ingin siswa yang melakukan penganiayaan dikeluarkan.

"Nah, kalau Anda mau jadi jagoan keluar saja dari (sekolah) negeri," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (23/6/2014).

Ahok mengatakan, tidak ingin para siswa yang terlibat kasus penganiayaan bersekolah di negeri. Sebab, sekolah negeri dibiayai APBN dan berasal dari uang rakyat.

"Kita tidak mau pakai uang rakyat untuk bayar calon-calon pemimpin yang seperti itu. Itu saya katakan bisa calon bajingan itu saya bilang," lanjutnya.

Menurut Ahok, 40% anak usia sekolah yang justru putus sekolah karena tidak mampu. Tapi, mereka yang mampu justru tidak memanfaatkan kesempatan bersekolah di negeri dengan baik. Malah melakukan penganiayaan dengan kedok senioritas.

"Tapi sementara ada anak yang mampu yang seperti gaya preman menyiksa orang, pengecut lagi. Pengecut karena memanfaatkan senioritas untuk menghajar orang, orang nggak boleh lawan. Kalau berani 1 lawan 1," tegasnya.

Arfiand mengembuskan napas terakhir pada Sabtu, 21 Juni 2014. Arfiand baru saja pulang dari kegiatan di Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Jawa Barat.  Arfiand sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Namun, nyawanya tidak tertolong. Pemeriksaan sementara, Arfiand mengalami luka dalam yang diduga berasal dari penganiayaan. (Ans)