Sukses

Kesal Pintu Utama Dipindah, Stasiun Bogor Didemo

"Kita minta pintu masuk yang di Jalan Nyi Raja Permas dibuka lagi, karena merugikan banyak orang. Kami butuh makan, sejak dulu kami dagang".

Liputan6.com, Bogor - Ratusan orang yang terdiri dari mahasiswa, tukang becak dan pedagang yang biasa beroperasi di sekitar Stasiun Bogor, Jawa Barat, berunjuk rasa. Mereka menolak penutupan pintu utama stasiun karena dinilai mengurangi pendapatan mereka.

Dalam aksinya, massa menuntut agar PT KAI membuka kembali pintu masuk stasiun yang berada di Jalan Nyi Raja Permas, yang sejak hari ini mulai ditutup.

"Kita minta pintu masuk yang di Jalan Nyi Raja Permas dibuka lagi, karena merugikan banyak orang. Kami butuh makan, sejak dulu kami dagang di sini. Kami minta pintu dibuka lagi, kami butuh biaya. Anak-anak mau masuk sekolah, mau Lebaran," kata Gandaria, salah satu pedagang, Senin (23/6/2014).

Bahkan para pengunjuk rasa mengancam akan memblokade pintu yang sekarang (Jalan Mayor Oking). Kami ingin pintu dibuka (di Jalan Nyi Raja Permas) kembali dibuka. "Jika tuntutan kita tidak juga dikabulkan, kita akan datang kembali dengan jumlah yang lebih banyak," kata seorang pendemo dalam orasinya.

Setelah melakukan aksi di depan Kantor Stasiun Bogor, Jalan Nyi Raja Permas, pengunjuk rasa kemudian kembali berdemo di depan pintu utama yang berada di jalan sisi barat stasiun tersebut.

Hal tersebut membuat macet akses jalan di Jalan Raya Mayor Oking. Beberapa penumpang kereta yang hendak masuk dan keluar dari Stasiun Bogor sempat mengalami kesulitan karena terhalang pendemo.

Saat ini perwakilan warga tengah bertemu dengan pihak PT KAI untuk menyampaikan tuntutannya secara langsung.

Pihak Stasiun Bogor menutup pintu utama atas permintaan Pemkot Bogor. Karena pintu utama yang berada di Jalan Nyi Raja Permas kerap kali membuat macet. Namun pihak Stasiun Bogor belum memberi keterangan terkait penutupan ini. (Ans)