Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku geram dengan ulah para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Sebabnya, setelah diusir dari taman Monas, para PKL itu justru menempati lapangan Ikatan Restoran Taman Indonesia (IRTI) yang rencananya akan disiapkan sebagai lokasi resmi tempat berjualan para PKL.
"PKL Monas, dikasih (tempat), tapi lama-lama ngelunjak. Lama-lama Monas bisa 10 ribu sampai 20 ribu pedagang di situ. Ini sih namanya sama saja kayak ngasih Monas jadi lapak sewaan dan nanti jadi Tanah Abang kedua," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Ahok mengatakan, area lapangan IRTI memang akan dijadikan tempat berjualan para PKL, namun demikian, PKL yang akan ditempatkan di sana hanyalah para PKL binaan yang sudah terdaftar dengan jumlah sebanyak 380 PKL. Sedangkan jumlah PKL dadakan yang menyerbu lapangan tersebut lebih dari 2 kali lipat.
Namun demikian, Ahok menegaskan tidak akan berkompromi dengan para PKL. Dia tetap akan mengusir para PKL ilegal tersebut dari lapangan IRTI.
"Harus disikat. Sekarang ada lebih dari 800 PKL yang 'beranak' di situ, enggak bisa, enggak ada toleransi. Sisanya yang 500-an pedagang akan diusir keluar IRTI. Ya disikat saja, kita nggak ada lagi mau kompromi," tegas Ahok.
Ahok pun mengaku dirinya telah meminta UPT Monas untuk segera mendata siapa saja para PKL resmi lapangan IRTI dan mana yang hanya PKL dadakan. Untuk para PKL dadakan, Ahok mengatakan tidak akan berkompromi dengan memberikan jatah relokasi.
"Tidak ada. Kita tidak akan mau merelokasinya karena tidak ada kewajiban kita melakukan itu. Karena dari dulu Monas itu sudah dibersihkan dan dipindahin ke IRTI," pungkas Ahok. (Sss)
Ahok: Kalau Dibiarkan, Monas Bisa Jadi Tanah Abang Kedua
Untuk para PKL dadakan, Ahok mengatakan tidak akan berkompromi dengan memberikan jatah relokasi.
Advertisement