Liputan6.com, Jakarta - Polisi masih mendalami Akbar alias Muri alias Donal, pelaku teroris yang diringkus Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Jalan Dalang Rt 011 Rw 05 No 55, Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa 24 Juni 2014. Ia pun tak menampik bila jaringan teroris itu berencana hendak merusak jalannya pesta demokrasi jelang Pilpres 9 Juli.
"Mudah-mudahan tidak ada (gangguan pilpres). Tetapi di dalam pemeriksaan, momentum pemilu dimanfaatkan mereka karena kesibukan anggota di pengamanan di tahapan pemilu presiden saat ini," kata Kapolri Jenderal Polisi Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Sutarman menilai, kegiatan teror yang akan dilakukan mereka di saat aparat kepolisian sedang lengah, lantaran mengurus kegiatan kampanye. "Mereka tentu melakukan aksi-aksi ini pada saat kita lengah. Tapi, kita akan mengikuti seluruh pergerakan sel terorisme yang ada di Indonesia," ujar dia.
Ia kembali menegaskan, 2 orang terduga teroris yang diringkus Densus 88 itu selain Akbar alias Muri alias Donald. Polisi juga menangkap Arif Budi Setyawan alias Arif Tuban di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 19 Juni 2014. Mereka berencana membakar dan menyerang pos polisi dan Polsek di wilayah Depok dan Jakarta Timur dan Jakarta secara umum.
"Semalam yang kita tangkap itu adalah pengembangan dari beberapa sebelah pelaku yang kita tangkap. M yang semalam kita tangkap adalah jaringannya Santoso. Setelah kita lakukan pemeriksaan mereka akan melakukan target-target pembakaran terhadap kantor-kantor Polsek, Pos Polisi di Jakarta Timur dan sekitarnya, kemudian terus kita ikuti," papar dia.
Jenderal bintang 4 itu menekankan, penangkapan jaringan teroris Santoso itu, karena pelaku sudah menargetkan lokasi untuk penyerangan.
"Kita coba melakukan penangkapan sebelum mereka melakukan penyerangan terhadap target-target yang sudah mereka rencanakan," papar dia. "Tetapi akan terus kami ikuti mereka," tandas Sutarman. (Yus)