Liputan6.com, Jakarta - Hasil hitung cepat di beberapa lembaga survei menunjukkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara 52%, sedangkan Prabowo-Hatta 48%. Basuki Tjahaja Purnama pun kini bersiap menggantikan posisi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Bila resmi jadi orang nomor 1 di ibukota, Basuki yang karib disapa Ahok itu akan memutus kerja sama dengan PT Jakarta Monorail. Hal itu berarti, proyek monorail otomatis dihentikan.
"Monorel pasti putus," tegas mantan Bupati Belitung Timur itu, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Keputusan itu akan dia ambil apabila PT Jakarta Monorail tidak menepati janjinya memaparkan rancangan konstruksi monorel yang terus mengalami perubahan. Begitu juga dengan perencanaan bisnis serta bukti bahwa PT JM memiliki modal untuk membangun moda transportasi berbasis rel itu.
Karena, diakui Ahok, dirinya telah memberikan toleransi selama 3 bulan kepada PT JM untuk menyelesaikan seluruh dokumen, agar proyek monorel bisa berjalan. Pemprov DKI sendiri telah beberapa kali memberikan perpanjangan waktu bagi PT JM sejak tahun 2013 lalu.
Namun, ke depannya Ahok mengaku tak ingin lagi memberi toleransi. Sehingga September --saat ia resmi jadi Gubernur DKI Jakarta-- adalah waktu terakhir untuk PT Jakarta Monorail juga penentuan nasib proyek tersebut.
"September nggak bisa tunjukan desain konstruksi dan duitnya, gua sembelih," katanya.
Ia menambahkan, rencananya memutus izin PT JM untuk membangun monorel telah diberitahukan kepada Jokowi sebagai Gubernur non-aktif DKI Jakarta. Namun, meski Jakarta nantinya tidak memiliki monorel, warga DKI tak perlu khawatir kekurangan transportasi publik. Karena monorel rencananya akan diganti dengan Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan.
"Udah gua kasih tahu Pak Jokowi soal itu (Monorel). Ganti LRT," ujar Ahok.
Ahok: September Jadi Gubernur DKI, Monorel Gua Sembelih
Keputusan itu akan Ahok ambil apabila PT Jakarta Monorail tidak menepati janjinya memaparkan rancangan konstruksi monorel.
Advertisement