Sukses

Cek DNA Penumpang MH17, Polri Terus Koordinasi dengan Malaysia

Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh setelah dihantam rudal pada Kamis 17 Juli 2014 di wilayah Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh setelah dihantam rudal pada Kamis 17 Juli 2014 di dekat perbatasan Rusia, tepatnya di wilayah Donestsk, Ukraina Timur. Seluruh penumpangnya yang berjumlah 298 penumpang tewas.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan baru 12 jenazah yang bisa diidentifikasi sebagai warga negara Indonesia (WNI) dan masih 41 jenazah yang tak diketahui asal usulnya.

Untuk mengetahui identitas jenazah, Polri akan mengambil sampel DNA keluarga penumpang MH17. "Kita akan koordinasi dengan keluarga, apabila ada yang memiliki anggota keluarga (menjadi korban) berkoordinasi dengan tim kedokteran kesehatan Polri untuk mendapatkan DNA pembanding untuk mengidentifikasi korban," jelas Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, di Jakarta, Sabtu (19/7/2014).

Sampai saat ini, Ronny menjelaskan Polri belum memiliki data akurat terkait jumlah korban yang berasal dari WNI.  Pihaknya masih berusaha mengindentifikasi.

"Saya belum dapat data akurat. Kita terus koordinasi dengan Kepolisian Malaysia," imbuhnya.

Atas peristiwa nahas ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menginstruksikan agar maskapai penerbangan Indonesia menghindari kawasan rawan konflik dan menyatakan dukungannya untuk bergabung dalam proses investigasi.

Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas ditembaknya pesawat MH17 ini. Pemerintah Ukraina menyebut aksi ini masuk dalam kejahatan internasional dan harus diinvestigasi Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda. (Ado)