Liputan6.com, Pekanbaru - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru memprakirakan minimnya curah hujan dan meningkatnya suhu panas di Riau. Kondisi ini kian mempermudah munculnya titik panas serta kebakaran hutan dan lahan.
"Pada umumnya, cuaca di Riau minim hujan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal masih ada. Itu terjadi di sebagian kecil wilayah pesisir timur dan bagian selatan," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo melalui pesan singkatnya, Sabtu (19/7/2014).
Untuk hari ini, Satelit Terra dan Aqua dari BMKG mendeteksi 75 titik panas atau hotspot di Riau. 51 di antaranya dipercaya sebagai titik kebakaran hutan dan lahan. Tingkat kepercayaannya di atas 70 persen.
"Di Pulau Sumatera terpantau 139 hotspot. Paling banyak masih di Riau dengan 75 titik. Kabupaten paling banyak terdapat titik panas adalah Rokan Hilir dengan 64 hotspot," terang Agus.
Di Bengkalis, juga terpantau 6 titik. Wilayah Riau lainnya seperti Kota Dumai terpantau 3 titik dan Pelalawan ada 2.
"Untuk di Rokan Hilir, yang dipercaya sebagai titik panas dari kebakaran hutan dan lahan ada 46 titik. Sementara di Kabupaten Bengkalis ada 5 titik," kata Agus.
Ke depannya, titik panas dan api diprediksi akan bermunculan. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat, kebakaran hutan dan lahan akan meluas serta berakibat pada munculnya kabut asap.
"Hingga kini, jarak pandang masih normal. Di Pekanbaru jarak pandangnya 6 kilometer, Pelalawan 5 kilometer, Rengat 4 kilometer dan Kota Dumai 5 kilometer," pungkas Agus. (Ans)
Minim Hujan, Titik Panas dan Api Terus Bermunculan di Riau
Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 75 titik panas di Riau. 51 Di antaranya dipercaya sebagai titik kebakaran hutan dan lahan.
Advertisement