Liputan6.com, Moskow - Oleh: Rizki Gunawan, Elin Yunita Kristanti, Tanti Yulianingsih, Reza Kuncoro, Thomas, Evan Bagusthira.
Ini bukan judul film. Ini cerita nyata tentang berakhirnya kisah kehidupan para penumpang pesawat Malaysia Airlines MH17. Menyisakan sejuta drama yang memedihkan.
Berbagai niatan 298 orang di dalamnya pupus, sirna dalam hitungan menit di udara. Di kampung halaman orang lain, Ukraina pada Kamis 17 Juli 2014 malam.
Satu di antara para penumpang tewas tersebut adalah warga negara Indonesia (WNI) bernama Lili Yuliani. Lili yang tinggal di Eindhoven, Belanda sejak 1997 itu rencananya pulang ke Indonesia melalui Kuala Lumpur, Malaysia, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman.
Advertisement
"Adik saya sebenarnya ingin berlebaran di Wonosobo (Jawa Tengah) bersama ibu. Karena ibu kan sudah 86 usianya," kata kakak korban, Yuriah Tansil, dalam tayangan Metro TV, Jumat 18 Juli dini hari.
Kabar duka itu ia terima dari putra Lili yang ada di Belanda. Sambil menangis, keponakannya itu mengabarkan bahwa ibunya naik pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut.
Bersambung ke: Pesan Terakhir Penumpang Indonesia
Baca juga:
Dua Bocah Ini Belum Tahu Ibunya si Pramugari MH17 Meninggal
Kesaksian Horor Warga Ukraina Sesaat Setelah Pesawat MH17 Meledak
Anaknya Menghilang di Pesawat MH370, Sang Cucu Tewas di MH17
Korban WNI
WNI lainnya yang telah diidentifikasi adalah Yuli Hastini bersama suaminya John Paulisen dan 2 anaknya Arjuna Martin Paulisen dan Sri Paulisen.
Awang Nuryanto, adik ipar Yuli Hastini menjelaskan, kakak iparnya itu akan pulang ke Solo untuk silaturahmi dan berziarah ke makam ibunya. Karena saat ibunya meninggal pada November tahun lalu Yuli tidak bisa mengikuti pemakamannya. Kepergian Yuli beserta keluarganya ke Solo, menjadi perjalanan mudik terakhir bagi mereka. Duka pun menyelimuti keluarga besar Yuli.
Isak tangis juga menyelimuti keluarga korban Wayan Sujana yang berusia 24 tahun asal Dusun Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Korban terakhir kali menghubungi keluarga melalui telepon pada Kamis sore 17 Juli. Wayan pergi ke Belanda untuk menghadiri undangan pernikahan temannya yang ada di Belanda. Orangtua korban berharap anak mereka selamat.
Nama Gerda Leliana Lahenda juga tercatat dalam manifest WNI yang merupakan warga Bogor, Jawa Barat. Gerda tinggal di Perumahan Kota Wisata, Cluster Virginia, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Ia tinggal di Bogor bersama anaknya, Deby Lahenda. Semasa hidupnya Gerda dikenal baik, penuh perhatian, dan supel, meski pada orang tak dikenal sekalipun.
Anak Gerda, Deby Lahenda mengaku sempat berkomunikasi dengan Gerda sebelum ia melakukan perjalanan dari Belanda menuju Kuala Lumpur. Pada menit-menit terakhir telepon, dirinya sempat mengucapkan selamat jalan kepada Gerda sebelum berangkat. Kemudian Tak lama, ia mendapat kabar bahwa pesawat yang ditumpangi ibunya itu mengalami kecelakaan.
Duka pun menyelimuti rumah di Jalan Garuda, Medan, Sumatera Utara yang merupakan rumah orangtua Hendry. Para kerabat dan tetangga berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Hendry. Menurut keluarga, Hendry menumpang pesawat itu untuk pulang setelah 3 bulan mengunjungi rumah pamannya di Amsterdam, Belanda.
Sementara itu, kenangan Penyanyi senior Vina Panduwinata membuncah terhadap dua sosok keponakannya yang meninggal dalam tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH 17 di Ukraina. Shaka Tamaputra Panduwinata (21) dan Miguel Gyasi Panduwinata (13) dipastikan berada dalam pesawat MH17.
Sedangkan jenazah WNI bernama Ninik Yuliani sudah dikenali, sehingga diberitahu keluarganya di Jakarta oleh pihak meskapai penerbangan Malaysia Airlines. Keluarga Ninik pundiminta mempersiapkan diri pergi ke Ukraina, untuk mengenali jasad korban. Nany Pratiwi, putri korban akan berangkat memastikan jenazah ibunya.
WNI yang merupakan kerabat Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, ternyata juga menjadi korban pesawat MH17, yang jatuh ditembak rudal di Ukraina. Kesedihan tak terperi pun mau tak mau dirasakan pemimpin negeri jiran itu.
Advertisement
Korban WNA
Apa yang dilakukan salah satu penumpang asal Belanda, Cor Pan ini juga seperti sudah tahu maut akan menjemput. Ia sempat-sempatnya mengunggah foto burung besi MH17 sebelum terbang, dengan keterangan foto yang menjadi kata-kata terakhirnya. Kata-kata itu dipercaya sebagai isyarat bahwa pesawat bakal celaka.
"Lihat ini penampakan pesawat jika nanti menghilang," tulis Pan dalam akun Facebook, seperti dimuat News.com.au.
Beberapa jam kemudian, setelah pesawat diketahui kecelakaan, sejumlah ucapan duka cita membanjiri laman Facebook Pan. Seperti yang dituliskan seorang teman bernama Eric Buijs. "Istirahat dengan tenang teman lamaku," tulis Buijs.
Lalu sejumlah keluarga korban lain sempat bersitegang dengan petugas Bandara Kuala Lumpur, lantaran tidak ada penjelasan dari otoritas setempat terkait jatuhnya pesawat.
"Dia pulang dari Jenewa untuk merayakan hari Raya Idul Fitri bersama kami untuk pertama kalinya setelah 30 tahun, seharusnya anaknya ikut, namun dilarang," tutur Akmar dengan isak tangis. "Dia meneleponku tadi pagi sebelum pesawat berangkat," tambahnya seperti dilansir Channel News Asia.
Dua orang suporter Newcastle United, Liam Sweeney dan John Alder pun tak luput dari peristiwa nahas ini. Menurut laporan Mirror, keduanya hendak menyaksikan laga pra musim Newcastle di Sydney, Australia. Tragedi ini tentu membuat para penggemar Newcastle lainnya terpukul. Secara beramai-ramai mereka memberikan ucapan duka lewat media sosial.
Seorang fan Ajax Amsterdam bernama Quinn Lucas Schansman juga turut menjadi korban dalam insiden nahas ini.
Salah satu kru pesawat yang disebut-sebut menjadi korban pesawat jatuh dihantam rudal di Ukraina, adalah pramugari Malaysia Airlines Angeline Premila. Sejumlah sahabat Angeline pun mengirimkan doa untuk wanita muda itu. Teman-teman Angeline menulis harapan dan doa di dinding laman Facebook-nya. Mereka mendoakan agar Angeline dapat pulang dengan selamat.
MH370 Vs MH17
Pasangan suami istri ini 'bertukar nasib'. Bak MH370 versus MH17. Pramugara Sanjid Singh ikut tewas dalam tragedi kecelakaan pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 yang terkena hantaman rudal di langit Ukraina, beberapa bulan setelah sang istri -- yang juga pramugari -- lolos dari tragedi MH370 pada 8 Maret 2014 lalu.
Akibat dari keputusan Sanjid Singh di menit-menit terakhir membuat keluarganya berduka. Pria 41 tahun tersebut menggantikan rekannya dalam penerbangan pulang pergi Kuala Lumpur- Amsterdam. Sementara, dalam kasus MH370, istrinya digantikan oleh pramugari lain -- yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Tragedi memilukan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17, tak akan pernah terlupakan bagi Barry dan Izzy Sim serta bayinya. Mereka nyaris menjadi korban burung besi nahas itu, andai saja kursi penumpang tidak habis di-booking.
Sementara pasangan suami istri, Irene and George Burrows di Queensland, Australia harus kembali menelan pil pahit. Setelah putranya, Rodney, dan menantunya, Mary menghilang bersama pesawat Malaysia Airlines MH370 yang kini masih misterius keberadaannya, kini cucu tirinya, Maree Rizk yang hilang untuk selama-lamanya.
Korban burung besi dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu, juga para peneliti dan aktivis AIDS terkemuka. Mereka akan menghadiri konferensi besar AIDS yang dimulai hari Senin 20 Juli 2014 di Melbourne, Australia.
Lalu gara-gara tak sejalan dengan media tempatnya bekerja, koresponden cantik Russia Today angkat kaki. Ia merasa apa yang disampaikan kepada masyarakat luas tak sesuai dengan fakta.
Tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 akibat ditembak rudal yang diduga oleh kelompok separatis pro-Rusia pada 17 Juli 2014 juga menjadi perhatian pasangan capres-cawapres Jokowi-JK. Keduanya pun turut mengucapkan belasungkawa. (Riz)
Advertisement