Sukses

Kadishub DKI: E-Ticketing Transjakarta Bisa Juga untuk Belanja

"Membeli Rp 20 ribu tidak hanya digunakan untuk sekali Rp 3.500. Sebenarnya nilainya tidak berkurang. Tidak hilang nilai uangnya."

Liputan6.com, Jakarta - Terciptanya moda transportasi yang terintegrasi satu sama lain merupakan impian bagi pemerintah DKI Jakarta dan warganya. Dengan begitu, diharapkan jumlah pengguna kendaraan pribadi berkurang.

Munculnya APTB dan Kopaja yang terintegrasi dengan Transjakarta memberikan angin segar. Warga yang tinggal di pinggiran Jakarta tak perlu lagi membawa kendaraan untuk bekerja di Jakarta. Hasilnya pun cukup baik.

Namun kebijakan baru pemberlakukan tiket elektronik atau e-ticketing menimbulkan satu halangan. Penumpang APTB dan Kopaja tidak lagi bisa membeli tiket di halte bus Transjakarta. Alhasil, proses integrasi moda transportasi sedikit mengalami hambatan.

Tak hanya penumpang APTB dan Kopaja yang bingung. Penumpang bus Transjakarta harus membeli kartu multitrip seharga Rp 20 ribu. Padahal, penumpang hanya satu kali menggunakan kartu dengan harga tiket Rp 3.500.

Namun, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar memastikan kekhawatiran itu tidak terjadi. Sebab, kartu itu bisa digunakan untuk keperluan lain.

"Sebenarnya tiket elektronik adalah media uang elektronik. Membeli Rp 20 ribu tidak hanya digunakan untuk sekali Rp 3.500. Sebenarnya nilainya tidak berkurang. Tidak hilang nilai uangnya, masih bisa dibelanjakan di Indomaret misalnya," kata Akbar di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (1/8/2014).

Akbar mengatakan, kebijakan baru ini hanya perlu sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat. Karena itu, dirinya yakin kebingungan masyarakat itu tidak akan berlangsung lama.

"Pasti ada dampak. Biasanya diawalnya saja. Sejauh ini APTB sudah bagus melayani. Transjakarta juga masih Rp 3.500," tandas Akbar.