Liputan6.com, Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta rencananya akan dilengkapi senjata peluru tajam karena kerap mendapat ancaman dari oknum yang diduga membekingi Pedagang Kaki Lima (PKL). Untuk mewujudkan rencana itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta bantuan TNI untuk mengajarkan Satpol PP cara menembak sesuai prosedur.
"Kerjasama dengan tentara dan marinir untuk latihan menembak," ucap mantan bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Latihan dimaksudkan untuk menghindari salah sasaran tembak oleh Satpol PP. Karena tujuannya hanya untuk melumpuhkan, bukan untuk melukai atau menghilangkan nyawa orang.
Namun, anggot Satpol PP tidak serta merta dilatih menembak. Menurut Ahok, mereka harus lolos tes kejiwaan atau psikotes terlebih dulu. Mereka yang lolos tes, dapat menjalani latihan menembak karena dianggap stabil secara mental.
"Jangan sampai Satpol PP-nya mau nembak kaki malah kena kepala lagi. Jangan sampai komandan yang ditembak. Makanya kita psikotes kan, setelah itu baru kita mau lengkapi dengan senjata," jelas Ahok.
Ide untuk melatih Satpol PP cara menembak, datang dari Ahok sendiri. Dia gerah mendapatkan laporan bahwa sejumlah Satpol PP kerap mendapatkan ancaman dari oknum yang membekingi PKL. Bahkan, diduga oknum tersebut sering menggunakan senjata untuk menakut-nakuti Satpol PP yang merazia PKL.
Di tempat terpisah, Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso menjelaskan, telah melengkapi anggotanya dengan senjata. Untuk antisipasi pertama, personilnya dilengkapi pistol listrik yang hanya digunakan untuk melumpuhkan tanpa bisa melukai.
Termasuk senjata peluru tajam, menurut Kukuh, pihaknya sebenarnya memiliki senjata jenis itu. Namun akan dipakai tergantung situasi dan sebagai pilihan terakhir.
"Oh senjata, ya lihat situasi dan kondisi. Kalau mereka pakai tembakan air, ya kita pakai alat kejut. Yang jelas Satpol PP itu punya senjata tajam baik peluru tajam, peluru karet, terus pistol listrik, pentungan, tameng, dan rompi anti peluru," jelas Kukuh.